Bukan Cuma Stimulus, Biden Harus Tundukkan Covid-19

CNN Indonesia
Selasa, 19 Jan 2021 10:39 WIB
Ekonom dan pengusaha AS menilai PR Joe Biden sebagai Presiden AS bukan cuma menggelontorkan stimulus, tapi juga menundukan pandemi covid-19.
Ekonom dan pengusaha AS menilai PR Joe Biden sebagai Presiden AS bukan cuma menggelontorkan stimulus, tapi juga menundukan pandemi covid-19. (AP/Carolyn Kaster).
Jakarta, CNN Indonesia --

Ekonom dan pengusaha Amerika Serikat (AS) menilai pekerjaan rumah Joe Biden, Presiden AS Terpilih bukan cuma menggelontorkan stimulus, melainkan juga untuk menundukkan pandemi covid-19.

Diketahui, Biden yang akan dilantik esok hari, Rabu (20/1), mengusulkan mencairkan paket stimulus tambahan sebesar US$1,9 triliun untuk menghadapi tekanan ekonomi akibat pandemi.

Mark Zandi, Kepala Ekonomi Moody's Analytics, mengatakan ekonomi AS memang akan tumbuh lebih tinggi dengan paket stimulus itu. Namun, pertumbuhan lapangan pekerjaan tetap lebih sedikit sampai penyebaran covid-19 yang jadi masalah utama saat ini bisa teratasi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Banyak orang tidak bisa kembali bekerja sampai pandemi covid-19 selesai," ujarnya dikutip dari CNN Business, Selasa (19/1).

Moody's memperkirakan lapangan pekerjaan tidak akan pulih sepenuhnya paling tidak hingga 2022 mendatang.

Ketidakpastian kapan berakhirnya pandemi covid-19 membuat banyak pengusaha menahan diri untuk melakukan ekspansi usaha demi menghindari kerugian.

"Stimulus yang diusulkan Biden untuk sebagian besar rumah tangga AS dan tunjangan pengangguran yang diperluas dan diperpanjang akan membantu. Tetapi, tidak akan memperbaiki semua kerusakan ekonomi yang terjadi selama krisis," imbuh Zandi.

Andrew Hunter, Ekonom Senior AS untuk Capital Economics, berpandangan tidak banyak yang dapat dilakukan Biden dari perspektif kebijakan ekonomi saat pandemi covid-19 terus 'mengamuk'. Hal itu disampaikannya mengingat kasus baru, rawat inap, hingga kematian akiabt covid-19 terus mencetak rekor tertinggi.

Masalahnya, sambung dia, kondisi tersebut dapat mengakibatkan penguncian wilayah (lockdown) dan penutupan bisnis, tidak cuma di AS, tapi juga di banyak negara. Sementara, vaksin corona yang diharapkan jadi motor pemulihan tidak cukup menjangkau seluruh populasi hingga pertengahan tahun ini.

Artinya, kata Hunter, pemulihan ekonomi akan lebih lambat dari yang diharapkan. "Segalanya tampak baik untuk sementara waktu, tetapi bergantung pada vaksin, sehingga semuanya dapat kembali normal," imbuh dia.

Biden memang telah berjanji untuk meningkatkan vaksinasi yang menurutnya 'gagal total' sejauh ini. Tetapi tidak jelas seberapa sukses upaya yang akan ia lakukan, mengingat besarnya resistensi hingga penolakan masyarakat untuk divaksin.

"Kami mengalami peluncuran vaksin yang lebih lambat dari yang diharapkan dan itu benar-benar membebani ekspektasi tentang kapan kami akan kembali ke kehidupan pra-pandemi," kata Analis Pasar Senior Onada Ed Moya.

[Gambas:Video CNN]



(hrf/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER