Erick Thohir Sebut 3,5 Juta Pekerja Dirumahkan Akibat Covid

CNN Indonesia
Jumat, 22 Jan 2021 19:40 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan 3,5 juta pekerja dirumahkan selama pandemi. Di saat yang sama, 3 juta angkatan kerja baru membutuhkan pekerjaan.
Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan 3,5 juta pekerja dirumahkan selama pandemi. Di saat yang sama, 3 juta angkatan kerja baru membutuhkan pekerjaan. (ANTARA FOTO/GALIH PRADIPTA).
Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyatakan sebanyak 3,5 juta pekerja telah dirumahkan akibat pandemi covid-19. Sebagian besar pekerja yang dirumahkan berusia produktif.

"Yang dirumahkan ada 3,5 juta. Berdasarkan data-data sebanyak 53 persen berusia 18-30 tahun yang sangat produktif," ucap Erick dalam Munas V Masyarakat Ekonomi Syariah 2021, Jumat (22/1).

Di saat yang bersamaan, Erick menyebut ada 3 juta angkatan kerja baru yang membutuhkan pekerjaan. Namun, mereka kesulitan mendapatkan pekerjaan karena dunia usaha sedang tertekan pandemi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, permasalahan ini bisa dipecahkan bersama-sama antara pemerintah, pengusaha, dan masyarakat. Salah satunya dengan mengembangkan industri halal.

"Di mana makanan halal sendiri peningkatannya luar biasa, tapi Indonesia masih jadi pasar, bukan produsen. Apalagi banyak ada tren makanan baru, ini harus diantisipasi," ucap Erick.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tingkat pengangguran akibat pandemi covid-19 meningkat 2,67 juta orang. Alhasil, total pengangguran per Agustus 2020 menjadi 9,77 juta orang.

Kenaikan tingkat pengangguran seiring dengan penurunan jumlah lapangan kerja yang sebanyak 0,31 juta orang. Hal tersebut membuat total masyarakat yang bekerja per Agustus 2020 sebanyak 128,45 juta orang.

[Gambas:Video CNN]

Sementara, Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa menyatakan pandemi covid-19 telah menyebabkan Rp360 triliun penghasilan pekerja hilang. Itu terjadi karena pengurangan jam kerja yang dilakukan seiring upaya menekan penyebaran virus itu.

Suharso mencatat akibat pengurangan itu, 24 juta pekerja kehilangan jam kerja hingga separuh waktu kerjanya. Artinya, jika pekerja memiliki 40 jam kerja, maka kini waktu kerjanya tinggal tersisa 20 jam.

(aud/sfr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER