Arab Saudi berencana menggandakan aset dalam lima tahun ke depan menjadi US$1,07 triliun atau setara dengan Rp15.066 triliun (kurs rupiah Rp14.081).
Dikutip dari Reuters, Dana Investasi Publik Arab Saudi mengungkap asetnya diharapkan bisa mencapai 4 triliun riyal atau US$1,07 triliun pada 2025.
Pangeran Mohammed bin Salman mengungkap langkah penggandaan aset ini menjadi salah satu yang terbesar di dunia. Rencananya, dari dana tersebut akan diinvestasikan sebesar 3 triliun riyal untuk sektor baru dalam jangka waktu 10 tahun mendatang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pangeran Salman merupakan penguasa de facto Arab Saudi sekaligus mengetuai dewan dana tersebut.
"Rencana lima tahun akan menjadikan dana tersebut katalisator utama untuk transformasi dan diversifikasi ekonomi Arab Saudi," ujar Pangeran Salman dalam pidatonya di televisi pemerintah Saudi, Minggu (24/1).
Pangeran Salman telah lama mendorong Dana Investasi Publik (PIF). Itu merupakan papan utama yang digunakannya untuk menemukan cara mendorong pertumbuhan sembari menekan ketergantungan pada minyak. Ekspor minyak mentah masih menyumbang lebih dari setengah pendapatan kerajaan.
Pengumuman Minggu tersebut menyoroti fakta bahwa perkembangan di Arab Saudi akan dipimpin oleh PIF.
"Tetapi pendanaan eksternal akan tetap penting mengingat besarnya tujuannya," kata Monica Malik, Kepala Ekonom Bank Komersial Abu Dhabi.
Arus masuk investasi asing ke kerajaan sempat terimbas oleh pembunuhan jurnalis Saudi Jamal Khashoggi pada 2018. Itu juga sempat terpengaruh penurunan harga minyak dan dampak negatif covid-19.
Pangeran mengatakan aset kelolaan dana tersebut sudah meningkat menjadi 1,5 triliun riyal pada 2020 dari 150 miliar riyal pada 2015. Sehingga aset kelolaan ini sudah berada di jalur yang tepat untuk memenuhi tujuan agar mencapai 7,5 triliun riyal pada 2030.
Rencananya, strategi lima tahun bisa membuat dana tersebut menciptakan 1,8 juta pekerjaan langsung dan tidak langsung pada 2025, dari 331 ribu pekerjaan pada akhir kuartal ketiga 2020.
Pangeran Salman mengungkap dana kelolaan tersebut selain meningkatkan ekonomi domestik, dana tersebut direncanakan untuk menyuntikkan setidaknya 150 miliar riyal setiap tahun ke ekonomi lokal hingga 2025.
PIF dan perusahaannya bertujuan untuk menyumbang 1,2 triliun riyal ke produk domestik bruto (PDB) non-minyak pada akhir 2025.
"Peran IMF sebagai saluran terpisah untuk mendukung ekonomi pada saat harga minyak yang tidak menentu sangat penting. Ini akan membantu membangun tabungan, mengamankan pembiayaan dan menarik investasi," kata Mazen al-Sudairi, kepala penelitian di Al Rajhi Capital.