Mendag Targetkan Ekspor Non Migas Naik 6,3 Persen Tahun Ini

CNN Indonesia
Kamis, 04 Feb 2021 13:13 WIB
Mendag M Lutfi menargetkan ekspor non migas bisa tembus US$164,76 miliar pada tahun ini, atau tumbuh 6,3 persen dari tahun lalu yang US$155 miliar.
Kemendag menargetkan ekspor non migas tumbuh 6,3 persen pada tahun ini. Ilustrasi. (ANTARA FOTO/ADITYA PRADANA PUTRA).
Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi menargetkan pertumbuhan ekspor non-migas tahun ini mencapai 6,3 persen. Sepanjang 2020 lalu, ekspor non migas mencapai US$155 miliar atau menurun 0,57 persen.

Dengan target tersebut, itu berarti ekspor non migas tahun ini bisa mencapai US$164,76 miliar di 2021.

"Pertumbuhan ekspor non migas kami targetkan 6,3 persen," ujarnya saat rapat bersama Komisi VI DPR, Rabu (3/2).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, pihaknya juga menargetkan bisa melakukan 25 kesepakatan dagang, baik dalam bentuk Preferential Trade Agreement (PTA), Free Trade Agreement (FTA), maupun Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA).

"Kami juga menargetkan untuk mewujudkan stabilisasi harga dan ketersediaan pasokan bahan pangan dengan tingkat inflasi pangan tak bergejolak. Kami targetkan 3,2 persen plus minus 1 persen," ucapnya.

BPS mencatat ekspor non migas tahun lalu turun tipis 0,57 persen dibandingkan 2019 sebesar US$155,89 miliar. Namun, secara gabungan nilai ekspor (migas dan non migas) periode Januari-Desember 2020 mencapai US$163,31 miliar atau turun 2,61 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Imbasnya, neraca perdagangan Indonesia surplus US$21,74 miliar sepanjang 2020 lalu. Realisasinya jauh lebih tinggi dari periode sama 2019 yang justru mengalami defisit US$3,2 miliar.

[Gambas:Video CNN]

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan surplus terjadi karena penurunan nilai ekspor. Sementara impor mencapai US$141,57 miliar atau turun 17,34 persen dari US$171,28 miliar pada periode yang sama.

"2020 ini luar biasa dengan adanya pandemi sehingga permintaan turun, tapi dengan penurunan 2,61 persen, sebenarnya kondisi kita tidak buruk," ungkap Suhariyanto saat rilis neraca perdagangan Indonesia periode Desember 2020 secara virtual

(ulf/agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER