Ngozi Okonjo-Iweala akan menjadi perempuan dan warga negara Afrika pertama yang bakal menjadi pemimpin Organisasi Perdagangan Internasional (World Trade Organization/WTO).
Hal itu dipastikan setelah lawan Okonjo-Iweala, Menteri Perdagangan Korea Selatan Yoo Myung-hee mengumumkan pengunduran dirinya dalam kontestasi tersebut pada Jumat (5/2) lalu.
Dilansir CNN Business, Yoo menyatakan keputusan tersebut diambil setelah berkonsultasi erat dengan Amerika Serikat (AS). Ia juga menambahkan posisi pemimpin WTO sudah kosong terlalu lama.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Okonjo-Iweala adalah seorang Ekonom dan eks Menteri Keuangan Nigeria. Saat ini, kepemimpinannya di WTO telah mendapat dukungan dari anggota, seperti Uni Eropa, China, Jepang dan Australia.
AS sempat mempersulit kompetisi karena lebih mendukung Yoo saat kepemimpinan Donald Trump. Sebagai catatan, calon pemimpin WTO harus mendapat dukungan dari seluruh anggota.
Terpilihnya Okonjo-Iweala sendiri masih menunggu sampai AS menunjuk perwakilan perdagangan baru. Selama kepemimpinan Trump, AS vokal mengkritik WTO dan melanggar prinsip organisasi tersebut dengan mengenakan tarif pada Kanada, Meksiko, China, Uni Eropa.
Okonjo-Iweala lama berkarir di Bank Dunia. Ia menghabiskan 25 tahun di lembaga tersebut hingga menjadi direktur pelaksana organisasi.
Pada 2018, ia diangkat menjadi anggota dewan Twitter dan mengetuai Dewan Gavi, sebuah organisasi internasional yang bertujuan menyatukan sektor publik dan swasta untuk meningkatkan akses ke vaksin.
Dalam wawancara dengan CNN pada Agustus lalu, Okonjo-Iweala menyatakan perdagangan akan memiliki peran penting dalam pemulihan ekonomi dari pandemi corona.
"WTO membutuhkan pemimpin kali ini. (WTO) membutuhkan tampilan baru, wajah baru, sosok di luar, seseorang dengan kemampuan untuk mengimplementasikan reformasi dan bekerja dengan anggota untuk menjamin WTO keluar dari lumpuh sebagian yang sedang dialami," kata Okonjo-Iweala dalam wawancara tersebut.
Sebagai informasi, Okonjo-Iweala bakal menggantikan Roberto Azevedo yang mengundurkan diri setahun lebih awal dari yang direncanakan pada Agustus lalu, setelah WTO terperangkap di tengah perang dagang antara AS dan China.