Sandi Uno Akan Buat Koridor Bebas Covid di Bali Bagi Wisman
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengungkapkan pemerintah akan membuat program free covid corridor (FCC) di Provinsi Bali. Ini dilakukan untuk menarik wisatawan mancanegara, khususnya dari China, Singapura, dan beberapa negara lain agar mau datang ke Indonesia.
Sandi, sapaan akrabnya, menjelaskan FCC adalah kawasan dengan atraksi wisata yang sengaja dibuka pemerintah untuk kunjungan turis. Syaratnya, kawasan ini harus merupakan zona hijau alias memiliki jumlah kasus virus corona atau covid-19 rendah bahkan tidak ada sama sekali.
"Kami gagas agar ada zona hijau yang bisa dibuka untuk pariwisata dari beberapa negara, seperti China, Singapura, negara-negara lain. Saya sekarang banyak undang dubes (duta besar) bertemu di Bali dan destinasi lain untuk melihat kesiapan ini," ucap Sandi di Forum Merdeka Barat (FMB) 9 pada Senin (1/3).
Pada kajian awal, rencananya FCC akan diuji coba di Nusa Dua dan Ubud.
"Setelah itu baru mungkin bisa diperluas ke Nusa Penida dan beberapa lokasi lain sesuai arahan pemerintah provinsi," imbuhnya.
Sandi mengatakan pembentukan FCC ini merupakan langkah lanjutan dari FCC yang sudah lebih dulu dibuka di Morowali, Sulawesi Tenggara. Di sana, pemerintah membuka akses masuk untuk warga negara asing (WNA) yang tidak terjangkit covid-19.
"Seperti di Morowali, ini sudah jalan konsep free covid corridor ini dan ada sekitar 5.000 kunjungan per hari yang sudah bisa dilaksanakan," ungkapnya.
Kendati begitu, Sandi belum memaparkan target pembukaan FCC di Bali. Sebab, saat ini program masih didiskusikan dengan Kementerian Luar Negeri, Kementerian Kesehatan, Kementerian Hukum dan HAM, hingga Pemprov Bali.
"Yang pasti kami tidak ingin men-trigger penularan baru, varian virus baru, tapi kita siapkan kesiapan kita. Harapannya, untuk jangka waktu yang tidak lama lagi bisa kita wujudkan free covid corridor ini," tuturnya.
Di sisi lain, Sandi mengungkapkan Bali dipilih menjadi lokasi uji coba FCC karena tingkat kasus di Pulau Dewata itu sudah menurun. Selain itu, Bali merupakan provinsi yang 80 persen ekonominya bergantung pada sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
Selain itu, Bali juga dipilih karena berdasar hasil survei yang dipegangnya menunjukkan Bali merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang merupakan destinasi wisata paling ingin dikunjungi masyarakat setelah pandemi covid-19 berakhir.
"Meski kepatuhan dari masyarakat terutama wisatawan asing yang sering viral itu masih perlu diluruskan, karena sebetulnya masyarakat Bali sudah patuh dan disiplin, tapi ada beberapa yang mencederai karena viralnya sejumlah oknum wisatawan asing yang tidak pakai masker dan sebagainya," jelasnya.
Sementara Gubernur Bali I Wayan Koster mengaku siap mendukung program pemerintah. Namun, perlu percepatan vaksinasi sebelum mengadakan FCC.
Menurut hitungannya, perlu 120 ribu dosis vaksin covid-19 untuk pekerja lokal dan pelayan publik di Nusa Dua dan Ubud bila FCC diberlakukan. Sebanyak 100 ribu dosis untuk 50 ribu pekerja di Nusa Dua dan 20 ribu dosis untuk 10 ribu pekerja di Ubud.
"Jadi total butuh 120 ribu dosis. Ini yang harus diprioritaskan begitu vaksinasi massal ada di Bali. Kalau ini datang, saya kira Maret bisa tuntas, sehingga Pak Menteri Parekraf sudah bisa treatment wisatawan," kata Koster pada kesempatan yang sama.
Lihat juga:Syarat Investasi Miras Usai Dibuka Jokowi |
Vaksin Drive Thru
Sandi mengungkapkan Bali baru saja menjadi provinsi pertama yang menyelenggarakan vaksinasi covid-19 secara drive thru alias tanpa turun ke sebuah ruang tertentu. Bahkan, penyelenggaraan vaksin drive thru ini merupakan yang pertama di Indonesia dan Asia Tenggara (ASEAN).
"Kami bersyukur bisa gerak cepat, bahkan lebih cepat dari tetangga di ASEAN, karena ini merupakan yang pertama di ASEAN dari hasil kolaborasi industri dan masyarakat," kata Sandi.
Vaksin drive thru diselenggarakan di Bali mulai 27 Februari sampai 5 Maret 2021. Sandi berharap vaksin drive thru ini bisa membantu pemerintah mempercepat pemberian vaksin ke masyarakat, khususnya kalangan prioritas seperti pelayan publik, termasuk yang ada di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
"Semoga ini bisa menjadi bola salju sehingga tercapai 1 juta vaksin sehari," imbuhnya.
Presiden Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata menambahkan vaksin covid-19 drive thru ini merupakan hasil kerja sama antara Kementerian Kesehatan, Grab Indonesia, dan Good Doctor. Dengan skema drive thru ini, calon penerima hanya memerlukan 2 menit sampai 2,5 menit untuk proses vaksinasi.
"Di hari kedua kita berhasil vaksin 1.200 orang, ini yang terefisien di Indonesia saat ini karena hanya 2-2,5 menit bisa vaksin satu orang," jelas Ridzki.
(uli/agt)