Erick Thohir Mau Jadikan Sanur Kawasan Ekonomi Khusus Lansia

CNN Indonesia
Rabu, 03 Mar 2021 19:06 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir akan membangun kawasan ekonomi khusus di Sanur, Bali untuk pusat kesehatan dan kebugaran premium khusus bagi lansia.
Erick Thohir berkeinginan menjadikan Sanur kawasan ekonomi khusus premium untuk pusat kesehatan dan kebugaran premium khusus bagi lansia. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono).
Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri BUMN Erick Thohir akan membangun Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Sanur, Bali. Nantinya, kawasan Sanur tersebut dijadikan KEK sektor kesehatan dan kebugaran premium khusus warga lanjut usia (lansia).

"Zona ekonomi khusus Sanur, kami melihat potensi yang melimpah di Sanur sebagai tujuan wisata kebugaran dan kesehatan premium di masa depan," ujarnya dalam acara MNC Group Investor Forum 2021, Rabu (3/3).

Ia menuturkan KEK Sanur akan dibangun pada lahan seluas 41 hektare (Ha). Dalam bahan paparannya, dari total luas lahan itu sebanyak 21,2 Ha akan dikembangkan untuk hub wisata kesehatan dengan fasilitas rumah sakit kelas internasional, eco park, area komersial, dan sekolah perhotelan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, potensi pengembangan KEK Sanur lebih terbuka sejalan dengan implementasi Undang Undang 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja. Dengan aturan itu, ia meyakini investor lebih mudah untuk menanamkan modalnya sehingga pengembangan KEK Sanur bisa didorong.

"Ini membuka peluang investasi baru, ke dalam industri perawatan kesehatan dan untuk membangun Sanur sebagai zona ekonomi khusus untuk wisata kesehatan," ucapnya.

Sebelumnya, Erick pernah menyampaikan rencana menyulap Bali menjadi salah satu pusat kesehatan bertaraf internasional. Salah satunya dengan membangun RS kelas internasional di Bali.

Bahkan, ia mengaku telah menawarkan kerja sama pembangunan fasilitas tersebut dengan Mitshui&Co Ltd. Perusahaan asal Jepang tersebut memiliki banyak saham pada RS di Asia Tenggara termasuk di Singapura dan Malaysia.

[Gambas:Video CNN]

Namun, Erick menginginkan RS tersebut tidak memakai merek dari RS yang dimiliki Mitshui&Co di Singapura. Melainkan, menggunakan merek sendiri di Indonesia.

"Kami punya tanah di Bali ada 49 hektar (Ha), ini kami ingin upgrade jadi fasilitas turisme dan kemarin respons dari Jepang sangat bagus, dari Mitsui," ujarnya ujarnya dalam Rakornas Percepatan Pengembangan 2 Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP).

(ulf/agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER