Ketua Pelaksana PT Kiniku Bintang Raya Budiman Sudjatmiko mengatakan kecekatan PT Amarta Karya (Persero) menjadi alasan utama pihaknya memilih BUMN itu sebagai kontraktor proyek Bukit Algoritma di Sukabumi, Jawa Barat.
Sebagai informasi, Amarta merupakan merupakan salah satu BUMN di bidang konstruksi, fabrikasi, dan manufaktur yang berkantor pusat di Bekasi, Jawa Barat.
Dia menyebut saat menawarkan proyek senilai Rp18 triliun ini kepada beberapa perusahaan swasta, BUMN dalam maupun luar negeri, Amarta Karya lah yang paling responsif terhadap proyek Bukit Algoritma. Karena proyek butuh digarap secepatnya, pihaknya akhirnya menjatuhkan pilihan kepada Amarta Karya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat juga:Daftar 229 Uang Kripto yang Diakui Bappebti |
Selain itu, ia menyebut dari beberapa perusahaan yang dijajaki, Amarta Karya merupakan yang paling sehat secara bisnis.
"Pada akhirnya yang paling responsif dan menurut kami sehat, kami tidak cari big names (nama tenar), cari yang mau kerja dengan cepat," jelasnya pada Minggu, (19/4).
Di kesempatan sama, Direkur Utama Amarta Karya Nikolas Agung menyebut kesamaan visi dan misi antara perusahaannya dan Budiman menjadi alasan utama terbentuknya kerja sama membangun infrastruktur di atas lahan seluas 888 hektare itu.
Dari pihaknya, ia menyebut pekerjaan diterima karena selain uang, pihaknya berpotensi mendapat banyak profit intangible (tidak berbentuk uang) dari proyek itu.
Keuntungan intangible yang dimaksud adalah kemudahan akses dan kesempatan dari investor dan penyelenggara proyek, juga jaringan yang lebih luas ke vendor dan supplier baru.
Menjadi proyek terbesar yang pernah digarap Amarta Karya, ia juga berharap Bukit Algoritma bakal mengantarkan perusahaan menjadi sejajar dengan BUMN konstruksi lain yang jauh lebih besar.
"Kami mulai mengarah sejajar dengan teman-teman perusahaan BUMN mapan," jelasnya.
Ia kemudian menjelaskan bahwa tiga tahun pertama, salah satu proyek utama yang akan digarap perusahaan adalah tol sepanjang 10 kilometer (km) dari salah satu pintu Tol Cibadak menuju kawasan Bukit Algoritma.
Lihat juga:Beda Bitcoin dan Dogecoin |
Kemudian, juga akan dibangun jalan penunjang akses kawasan (secondary) yang diperkirakan sepanjang 30 km.
Juga, bakal dibangun fasilitas penunjang seperti air, listrik, dan gedung-gedung yang telah masuk dalam perencanaan, yakni gedung riset nanoteknologi, bio-teknologi, dan lainnya. Ia juga menyatakan perusahaan mengadopsi teknologi dari Jepang untuk memastikan infrastruktur yang dibangun kuat dari terpaan bencana alam seperti gempa.
(wel/agt)