BRI Microfinance Outlook Tawarkan Solusi Pengembangan UMKM

BRI | CNN Indonesia
Rabu, 28 Apr 2021 18:34 WIB
Melalui BRI Microfinance Outlook 2021, BRI sebagai pelopor Program Microfinance di Indonesia terus merawat dan mengembangkan industri keuangan mikro.
Melalui BRI Microfinance Outlook 2021, BRI sebagai pelopor Program Microfinance di Indonesia terus merawat dan mengembangkan industri keuangan mikro. (Foto: Arsip foto.Bank BRI)
Jakarta, CNN Indonesia --

BRI menggelar BRI Microfinance Outlook 2021 secara virtual di Jakarta pada Rabu (28/4). Melalui tema Adapting Through Innovation & Synergy, BRI melanjutkan peran sebagai lembaga keuangan yang memelopori Program Microfinance di Indonesia untuk merawat dan mengembangkan industri keuangan mikro.

Dukungan BRI terhadap UMKM dipastikan tidak akan berkurang, terlebih dengan data terkini yang menunjukkan peran besar UMKM pada perekonomian nasional. Data Kemenkop UKM pada 2018 menyatakan ada sekitar 62 juta pelaku usaha mikro. Dari jumlah tersebut, ada 757 ribu pelaku usaha kecil, 58,6 ribu usaha menengah, dan 5,5 ribu korporasi. Kontribusi UMKM terhadap PDB Indonesia tercatat lebih dari 62 persen, setara Rp8 ribu triliun.

Direktur Utama BRI Sunarso berharap, penyelenggaraan BRI Microfinance Outlook 2021 dapat memberi kontribusi nyata bagi perkembangan dunia microfinance sepanjang tahun ini. Menurutnya, semua pihak terkait harus berkolaborasi mendukung microfinance dan UMKM dalam sebuah ekosistem yang bersinergi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dukungan dan kolaborasi yang luar biasa ini sangat kita butuhkan, untuk bisa memperkaya wawasan kita untuk terus menumbuhkembangkan UMKM agar tidak terjebak kalau mikro tetap mikro (atau bisa naik kelas) dan bisa mengembangkan serta mendapatkan sumber pertumbuhan baru dari level-level di bawahnya," ujar Sunarso saat membuka BRI Microfinance Outlook 2021.

Wakil Menteri BUMN Pahala N. Mansury mengatakan, perbaikan ekonomi Indonesia akan terus berlanjut di kuartal II 2021. Salah satu indikasinya terlihat dari peningkatan permintaan pasokan listrik rumah tangga di Indonesia, yang harus dimanfaatkan sebaik mungkin.

Pahala menyebut, pada 2021 Kementerian BUMN fokus mendukung dalam hal pemenuhan kebutuhan infrastruktur, pendanaan, dan akses pasar untuk pengembangan dan pemulihan UMKM. Dukungan antara lain berupa kebijakan dan aksi-aksi korporasi, serta integrasi antarBUMN eksisting agar semakin berdaya guna untuk kemajuan UMKM.

"Kami berusaha untuk membangun digital platform dan digital services bagi UMKM. Dari segi pendanaan atau pembiayaan, salah satu inisiatif utama yang kita lakukan terkait dengan usaha Ultra Mikro (UMi) adalah bagaimana kita bisa melakukan konsolidasi BUMN untuk mendukung ekosistem ultra mikro, karena memang jumlah ultra mikro yang saat ini masih membutuhkan dana dan belum mendapatkan dana kurang lebih masih 80 persen,"

"Kami berharap dengan konsolidasi BUMN tersebut bisa mendukung ekosistem UMi dan kita bisa melakukan pemberdayaan serta peningkatan kapabilitas, pendalaman produk finansial bukan hanya mengenai pembiayaan saja tetapi juga tentunya saving, asuransi, dan lain sebagainya. Selain itu, nantinya jika usaha ultra mikro ini mau naik kelas ke level mikro misalnya, ini bisa kita lakukan," kata Pahala.

BANK BRI. Arsip foto.Bank BRIMelalui BRI Microfinance Outlook 2021, BRI sebagai pelopor Program Microfinance di Indonesia terus merawat dan mengembangkan industri keuangan mikro. (Foto: Arsip foto.Bank BRI)

Senada, Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso menambahkan, pembiayaan saja tidak cukup untuk memajukan UMKM. Perlu ada pembinaan berkelanjutan, juga channeling penjualan dan ekosistem yang lengkap. Sementara Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki yang memberi keynote speech BRI Microfinance Outlook 2021 menambahkan, pemerintah berusaha mengembangkan UMKM dengan melahirkan wirausaha-wirausaha baru.

"Target kita tahun 2024 bisa 4 persen, kalau didukung dengan ekosistem pembiayaan, ekosistem kewirausahaan, dan kita fokus menarget UMKM yang mendampingi, masukkan ke inkubasi, saya kira target itu bisa tercapai," ujarnya.

BRI Microfinance Outlook 2021 terdiri atas dua sesi, dengan sub-tema Empowering Sustainable Microfinance & It's Ecosystem, dan Boosting Innovation for Synergy in Microfinance. Pada sesi satu, narasumber yang hadir adalah Direktur Bisnis Mikro BRI Supari, Adjunct Lecturer Harvard Kennedy School Cambridge USA Jay Rosengard, Sosiolog Universitas Indonesia Imam Prasojo, Representatif McKinsey and Company Prateek Bhargava, dan Senior Executive Analyst OJK Roberto Akyuwen.

Pada sesi kedua webinar, pembicara yang hadir adalah Rektor Universitas Indonesia Ari Kuncoro, Representatif Cornell University, Iwan Jaya Azis, Bupati Kulon Progo Sutedjo, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Asosiasi Fintech Lending Indonesia dan CEO Dompet Sunu Widyatmoko, serta Chief Economist BRI dan Direktur BRI Research Institute Anton Hendranata.

Selain berisi dua sesi webinar, BRI Microfinance Outlook 2021 juga menjadi ajang pemaparan BRI Micro & SME Index (BMSI) Q1-2021, peluncuran platform pemberdayaan digital yang dikembangkan oleh BRI untuk pelaku UMKM Indonesia yakni LinkUMKM, serta Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Microfinance Indonesia. Kemunculan produk dan lembaga baru ini diharap bisa meningkatkan kapasitas seluruh pemangku kebijakan agar lebih optimal memberdayakan UMKM, dan menciptakan lebih banyak lagi pelaku usaha yang naik kelas.

(rea)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER