Eko menuturkan masyarakat harus jeli mencari harga bahan pangan yang paling murah saat berbelanja bahan pangan. Caranya dengan membandingkan sejumlah harga bahan pangan pada beberapa penjual.
"Kita harus bisa menyiasatinya dengan mencari harga-harga yang paling efisien," ujarnya.
Masyarakat juga bisa memanfaatkan platform belanja daring atau e-commerce. Lewat e-commerce masyarakat semakin mudah untuk mencari harga paling efisien tanpa harus menanyakan kepada satu-satu penjual.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, masyarakat bisa memanfaatkan diskon yang ditawarkan penjual e-commerce.
"Sekarang belanja tidak harus satu tempat, bisa dimana saja apalagi lewat online, sehingga kita bisa cari yang paling murah dimana. Mencari harga yang paling efisien katakanlah mencari harga diskon," ujarnya.
Senada, Tejasari menyarankan untuk mencari harga bahan pangan yang paling murah. Kembali lagi, pengeluaran belanja bahan pokok harus disesuaikan dengan anggarannya.
"Apabila budget masih kurang, ganti merek atau bahan pangan yang lebih murah dengan kualitas setara. Atau beli dalam jumlah yang lebih kecil, sesuai kebutuhan saja," ucapnya.
Selain berburu harga miring, Eko juga menyarankan masyarakat membeli bahan pokok yang sifatnya tahan lama jauh-jauh hari sebelum Ramadan dan Lebaran. Misalnya, minyak goreng, gula pasir, dan sebagainya.
Tujuannya, untuk menghindari kenaikan bahan pokok tersebut pada Ramadan dan Lebaran. Selain itu, dengan membeli sejumlah bahan pokok lebih awal bisa meringankan masyarakat ketika belanjanya bertambah pada periode Ramadan dan Lebaran.
"Jadi, mulai dikumpulkan sebelum harga-harga naik, sehingga ketika dia naik kita tidak bermasalah karena barangnya masih ada, bisa disimpan dalam jangka waktu lama sehingga tidak bermasalah," terangnya.
Lihat juga:Ragam Bisnis Ramadan Modal Rp3 Juta |
Meski kebutuhan bertambah, Eko menegaskan masyarakat sebaiknya menyisakan sejumlah dana untuk kebutuhan pada bulan berikutnya. Dengan demikian, tidak semua dana dihabiskan untuk perayaan Lebaran.
"Alokasi dari dari uang gaji tadi, seperempat untuk persiapan bulan berikutnya," katanya.
Lalu, prioritas penggunaan dana selanjutnya adalah untuk pembayaran zakat. Dengan demikian, tidak semua dana yang dimiliki digunakan untuk kebutuhan konsumtif selama Ramadan dan Lebaran.
"Baru sisanya untuk acara Lebaran, baik untuk makanan, baju, dan lain-lainnya," terangnya.
Senada, Tejasari juga sangat menyarankan masyarakat mempersiapkan uang untuk kebutuhan setelah Lebaran. Jadi, masyarakat tidak kebingungan akibat kehabisan uang untuk perayaan Lebaran.
"Pembagiannya, gaji bulanan untuk pengeluaran bulanan, THR untuk pengeluaran Lebaran dan kebutuhan lainnya. Kalau dari THR mau diambil sebagian untuk bulan puasa karena pengeluaran konsumsi jadi lebih banyak, tidak masalah," ucapnya.