Ketua Pelaksana PT Kiniku Bintang Raya (KBR) Budiman Sudjatmiko selaku penggagas proyek mega Bukit Algoritma mengklaim ada beberapa alumni dari Harvard Business School asal Indonesia yang tertarik ber-investasi di proyek yang digadang-gadang menjadi Silicon Valley RI tersebut.
Budiman mengatakan mereka akan membantu pembiayaan senilai US$1 juta di Bukit Algoritma. Namun, tidak dijelaskan proyek apa yang ingin dikerjakan para alumnus Harvard itu.
"Sudah ada beberapa orang Indonesia yang kebetulan dari jejaring alumni Harvard Business School akan membantu pembiayaan, juga inovasi-inovasi, minimal US$1 juta," katanya pada webinar bertajuk Bukit Algoritma dan Riset HBOT Untuk Health Tourism, Selasa (11/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya menyediakan lahan dan pasar investasi, ia menyebut pihaknya juga akan mendampingi pembangunan proyek hingga bisa go public atau melantai di bursa AS, New York Stock Exchange.
Ia menyebut proyek sains apapun dapat dikembangkan di Bukit Algoritma sejauh merupakan terobosan otentik dan memiliki dampak sosial bagi masyarakat luas.
"Nanti akan didampingi sampai akhirnya bisa listing (terdaftar di bursa saham) di New York Stock Exchange misalnya, agar go global," papar dia.
Di kesempatan lain, Budiman sebelumnya juga menyebut ada keluarga kerajaan yang melirik investasi di Bukit Algoritma.
Saking tertariknya, bahkan ia mengatakan royal family yang dimaksudnya meminta untuk disiapkan presentasi terkait peluang investasi di Cikidang dan Cibadak, Jawa Barat.
"Satu lagi, kami akan ke sana presentasi, royal family lah yang tertarik," katanya pada Minggu (18/4).
Dia juga mengklaim sudah banyak investor yang mengantre untuk menanamkan modalnya di Bukit Algoritma. Dari deretan itu, ia menyebut negara-negara yang berminat adalah Kanada, negara Timur Tengah, China, Taiwan, serta negara di kawasan Eropa.
Namun, sejauh ini baru investor dari Kanada yang menandatangani kontak senilai 1 miliar euro atau setara Rp18 triliun untuk membangun infrastruktur dasar kawasan tersebut.
Dana itu dialokasikan untuk pembangunan 3 tahun pertama dari total 11 tahun pemetaan pembangunan yang direncanakan.
Untuk tiga tahun pertama, proyek akan digarap oleh PT Amarta Karya (Persero), perusahaan pelat merah yang bergerak di bidang pembangunan gedung, infrastruktur, manufaktur, dan Engineering Procurement Construction (EPC).
Seperti diketahui, Bukit Algoritma ini akan dibangun di daerah Cikidang dan Cibadak, Sukabumi, Jawa Barat. Lahan yang disiapkan untuk proyek seluas 888 hektare (ha) dan merupakan proyek swasta, sehingga tidak menggunakan anggaran APBN.