Berkah Parsel Lebaran Kini Mampir di Cikini
Alhamdulilah. Tujuh hari jelang Lebaran, Bobby dan kawan-kawan, pedagang parsel, merasakan berkah dari penjualan parsel, bisnis yang dilakoninya. Lapak Bobby dkk yang terletak di Jalan Cikini, Jakarta Pusat, ramai disambangi pembeli.
Dalam sehari saja, Bobby mengaku bisa menjual 30 bungkus parsel dengan harga bervariasi, mulai dari Rp300 ribu hingga Rp1 juta. Kondisi tersebut berbeda dengan tiga pekan pertama Ramadan yang relatif sepi pembeli.
"Kalau awal-awal, cuma satu dua saja yang pesan," ujarnya saat berbincang dengan CNNIndonesia.com di sela-sela melayani pembeli, Selasa (11/5).
Lihat juga:Nasib Pekerja, Lebaran Duluan THR Belakangan |
Bobby adalah penjual parsel musiman di Cikini yang mendapatkan 'jatah lapak' karena merupakan warga setempat. Selama sebulan, ia dan beberapa kawannya menempati tenda-tenda yang sebelumnya disewa para pedagang makanan.
Pria yang sehari-hari berprofesi sebagai tukang ojek itu mengaku mulai berjualan parsel musiman sejak 2016. Meski keuntungannya tak selalu besar, kata Bobby, usaha itu cukup membantu mereka mengisi dompet jelang Lebaran. "Alhamdulillah buat THR Lebaran ada aja," ujarnya.
Walaupun, menurut Bobby, penjual parsel jelang Lebaran tahun ini lebih ramai dibandingkan tahun lalu. Penyebabnya bermacam-macam, mulai dari larangan mudik hingga mulai longgarnya pembatasan sosial yang diterapkan di ibu kota.
Apabila di tahun lalu pengunjung hanya datang di jam-jam tertentu, seusai magrib hingga pukul 09.00 malam, tahun ini lapak-lapak mereka justru didatangi pembeli mulai siang hari.
Lihat juga:Gaji ke-13 PNS Cair Bulan Depan |
Total belanja modal yang ia keluarkan sendiri mencapai sekitar Rp23 juta sejak awal Ramadan. Namun, modal tersebut tidak dibelanjakan di awal, melainkan bertahap bergantung kondisi penjualan.
"Ibaratnya, pertama punya modal Rp5 juta, dapat pesanan uang masuk, beli barang lagi, keluar modal Rp1 juta, Rp2 juta, gitu terus sampai h-1 Lebaran," jelasnya.
Soal omzet harian, Bobby enggan menyebutkan angka. Yang jelas, jumlahnya naik hingga 70 persen dibandingkan 2020. "Tapi, jangan dibandingkan sama sebelum corona, masih kalah," imbuhnya.
Selain menjual parsel jadi, Bobby dan kawan-kawannya juga menerima jasa mengemas bingkisan. Penghasilan dari jasa tersebut juga lumayan meski tak sebesar parsel yang mereka jual.
"Agak repot karena pelanggan maunya bawa biskuit makanan-makanan sendiri. Kadang gelas, piring, buah, sama beli keranjang sendiri. Tapi kalau orangnya baik kadang-kadang kalau lebih dikasih ke kita," terang Bobby.
Berbeda dengan Bobby dan kawan-kawannya, Dudung, penjual parsel lain, mengaku dagangannya di tahun ini biasa-biasa saja.
Dudung bukan warga sekitar Cikini dan tidak berdagang di lapak tenda lipat seperti Bobby, melainkan di salah satu toko berukuran empat kali tiga meter yang berderet di lokasi tersebut.
Dagangan utamanya pun sebenarnya bukan parsel, melainkan karangan bunga, keranjang rotan dan pernak-pernik lain untuk membuat bingkisan. Nama tokonya Berkah Abadi Florist.
Meski demikian, usaha Dudung di Cikini lebih lama dibandingkan Bobby. Sebelum pindah ke deretan pertokoan, ia berdagang di kolong rel kereta Stasiun Cikini sebelum tempat tersebut mulai dikelola Daop 1 PT KAI (Persero).
"Jualan begini sudah hampir 15 tahun, dari ikut saudara sampai buka toko sendiri," akunya.
Beberapa pembeli hilir-mudik di toko itu saat Dudung tengah berbincang dengan CNNIndonesia.com. Hampir semuanya mencari keranjang rotan untuk wadah parsel yang harganya bervariasi, mulai dari Rp25 ribu hingga Rp150 ribu.
"Sekarang ibu-ibu ke sini lebih senang beli keranjangnya. Udah pada pintar-pintar sekarang. Bikin sendiri. Ada juga yang buat jualan," ucapnya.
Hingga sekitar pukul 19.00 WIB, delapan parsel masih berjejer di depan toko Dudung menunggu pembeli. Seorang kawannya tiba di toko tersebut tak lama kemudian, memesan lima bingkisan berisi aneka rupa makan ringan tersebut seharga Rp200 ribu per paket.
"Borong aja semuanya. Satunya Rp150 ribu," tukas Dudung bersemangat.
Ia berharap dagangannya habis terjual sebelum Lebaran. "Biar bisa mudik," tandasnya sambil terkekeh.
(hrf/bir)