Pemerintah menerbitkan Surat Utang Negara (SUN) berdenominasi yen Jepang atau Samurai Bonds senilai 100 miliar yen Jepang, setara Rp13,21 triliun (mengacu kurs Rp132,1 per yen Jepang). Ini merupakan penerbitan Samurai Bonds kedua kalinya di tengah pandemi covid-19.
"Penerbitan Samurai Bonds ini juga berhasil mencetak benchmark size sebesar 100 miliar yen Jepang yang ketujuh kalinya sejak 2015," bunyi keterangan Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, Jumat (21/5).
Kali ini, pemerintah merilis enam seri Samurai Bonds meliputi RIJPY0524, RIJPY0526, RIJPY0528, RIJPY0531, RIJPY0536 dan RIJPY0541.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Detailnya, RIJPY0524 memiliki tenor tiga tahun yang akan jatuh tempo pada 27 Mei 2024. Seri ini menawarkan kupon sebesar 0,33 persen, dengan nominal penerbitan sebesar 29 miliar yen Jepang.
Selanjutnya, seri RIJPY0526 senilai 46,8 miliar yen Jepang dengan tingkat kupon 0,57 persen. Seri ini memiliki tenor lima tahun yang akan jatuh tempo pada 27 Mei 2026.
Kemudian, seri RIJPY0528 senilai 1,2 miliar yen Jepang dengan tingkat kupon 0,70 persen. Seri ini memiliki tenor tujuh tahun yang akan jatuh tempo pada 26 Mei 2028.
Pemerintah juga menerbitkan seri RIJPY0531 sebesar 18,2 miliar yen Jepang dengan tingkat kupon 0,89 persen. Seri ini memiliki tenor sepuluh tahun yang akan jatuh tempo pada 27 Mei 2031.
Untuk Samurai Bonds seri RIJPY0536 mencapai 2,5 miliar yen Jepang dengan tingkat kupon 1,17 persen. Seri ini memiliki tenor 15 tahun yang akan jatuh tempo pada 27 Mei 2036.
Terakhir, seri RIJPY0541 senilai 2,3 miliar yen Jepang dengan tingkat kupon 1,44 persen. Seri ini memiliki tenor 20 tahun yang akan jatuh tempo pada 27 Mei 2041.
"Walaupun di tengah state of emergency yang ketiga kalinya di Jepang, kehadiran Pemerintah Indonesia untuk menerbitkan Samurai Bonds di pasar Jepang merupakan momentum yang tepat dengan capaian yang sangat positif," imbuh DJPPR.
Pemerintah mengklaim nominal penerbitan pada tenor tiga tahun merupakan yang terkecil dalam sejarah penerbitan Samurai Bonds RI. Sementara itu, mayoritas atau 70 persen dari total nominal penerbitan kali ini berada pada tenor lima tahun ke atas.
"Berkurangnya dominasi tenor pendek ini mencerminkan kepercayaan investor terhadap fundamental ekonomi Indonesia," jelasnya.
Dari sisi kupon, pemerintah menyatakan kupon kali ini merupakan yang terendah sepanjang sejarah penerbitan Samurai Bonds untuk tenor 10 tahun, yaitu sebesar 0,89 persen.
Kupon ini bahkan masih lebih rendah bila dibandingkan penerbitan Samurai Bonds 10 tahun dengan JBIC guarantee pada 2015 lalu yang berada pada level 0,91 persen.
Selain itu, terjadi permintaan investor yang signifikan sehingga terjadi oversubscribe (kelebihan penawaran) pada transaksi kali ini, yaitu sebesar 1,6 kali. Pemerintah memulai penawarannya pada Selasa (18/5) lalu.
"Sebelum transaksi ini dilakukan, pemerintah telah menyelenggarakan non-deal roadshow dengan format online group meeting maupun one-on-one meeting yang dihadiri oleh investor-investor di Jepang secara virtual," imbuh DJPPR.