Meskipun sudah menjadi taipan terkemuka, ternyata Tahir ternyata benci dengan orang kaya. Kebencian itu tumbuh sejak kecil.
Ia bercerita kebencian muncul setelah ia mendengar cerita orang tuanya yang suka diremehkan oleh orang kaya.
"Karena saya tegar, saya dendam. Suatu hari akan saya balas. Balasnya terserah, apa dengan prestasi atau seperti apa," katanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di tengah kebencian itu, Tahir memiliki jiwa sosial yang tinggi. Pada 2014 misalnya, ia mengucurkan dana sebesar US$3,27 juta untuk beasiswa mahasiswa tak mampu yang tersebar di sepuluh perguruan tinggi di seluruh Indonesia.
Tak hanya itu, untuk membantu pendidikan menengah se-nusantara, tahir juga menggelontorkan dana bantuan senilai US$3 juta. Itu digunakan untuk membeli 10 ribu laptop bagi lima bintang kelas teratas yang berasal dari golongan keluarga tak mampu.
Tahir juga memutuskan untuk menginvestasikan dana US$65 juta melalui lembaga donor global untuk memerangi AIDS, TBC dan malaria.
Semua itu dilakukan Tahir karena ia merasa telah diberkati tuhan. Walau ia gagal menjadi dokter karena tak memiliki dana yang cukup untuk melanjutkan pendidikannya, Tahir masih merasa beruntung dibandingkan dengan kondisi jutaan anak yang terjerat kemiskinan ekstrim dan mengalami masalah sosial lainnya.