ANALISIS

Plus Minus PLN Masuk Bisnis Internet Bersaing dengan Telkom

Dinda Audriene | CNN Indonesia
Kamis, 03 Jun 2021 07:00 WIB
Pengamat menilai layanan internet dari PLN akan mendorong harga semakin kompetitif namun tetap perlu diawasi oleh Kementerian BUMN.
Bisnis layanan internet cukup menjanjikan mengingat tingginya permintaan masyarakat di tengah pandemi. Ilustrasi. (Pixabay/fancycrave1).

Kendati begitu, lanjut Abra, Menteri BUMN Erick Thohir tetap harus memantau pergerakan bisnis baru PLN dan efeknya ke Telkom. Jangan sampai, keberadaan anak atau cucu usaha BUMN justru akan merugikan induk dari perusahaan pelat merah lain.

"Apalagi Pak Erick kan getol melakukan perampingan jumlah BUMN, klasterisasi supaya lebih fokus. Apakah bentuk anak usaha masih sejalan dengan visi misi pemerintah," kata Abra.

Menurut Abra, kehadiran ICONNET sebenarnya tak akan menjadi soal jika tetap menciptakan iklim persaingan yang sehat di industri layanan internet. Lalu, untuk PLN sendiri, ICONNET berpotensi menambah pundi-pundi untuk kantong perusahaan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, Abra belum bisa memprediksi seberapa besar kontribusi ICONNET terhadap total pendapatan PLN. Hal yang pasti, masyarakat sudah menyambut positif kehadiran ICONNET.

"Sebagai konsumen baru diuntungkan nih, tiba-tiba murah, jadi ada alternatif atau pilihan layanan internet lebih baik. Jadi sejauh ini sentimennya masih positif," terang Abra.

Meski mendapat antusiasme pasar, PLN harus mendorong agar pendapatan dari ICONNET bisa berkontribusi besar untuk perusahaan. Jika tak signifikan, maka akan merugikan PLN itu sendiri.

"Kalau (pendapatan) tidak signifikan sebetulnya menjadi mubazir karena PLN akan kehilangan fokus pada bisnis intinya," terang Abra.

Bisnis Menjanjikan

Sementara, Pengamat BUMN dari Universitas Indonesia (UI) Toto Pranoto mengatakan bisnis fixed broadband internet cukup menjanjikan karena permintaan masyarakat terhadap layanan internet sedang tinggi-tingginya. Sejak pandemi merebak, mayoritas masyarakat bekerja dari rumah (work from home/wfh).

Belum lagi ditambah dengan siswa yang harus sekolah di rumah. Tak ayal, kebutuhan masyarakat terhadap layanan internet meningkat tajam.

"Telkom saja sejak setahun terakhir mencatat pertumbuhan positif di produk ini dan saat ini sudah punya lebih dari 10 juta konsumen Indihome," ucap Toto.

Toto menjelaskan pasar ICONNET dengan Telkom akan berbeda. Pasar ICONNET diproyeksi lebih fokus di Jawa karena jaringan koneksinya di wilayah tersebut cukup kuat.

"Tapi di luar Jawa mungkin harus bekerja lebih keras," imbuh Toto.

Artinya, Telkom tak perlu takut bisnisnya akan 'disalip' oleh anak usaha PLN tersebut. Lagipula, Telkom tetap lebih dikenal ketimbang ICONNET.

"Telkom sebagai leading company di jasa ini tentu memiliki pengalaman dan jaringan yang lebih dikenal konsumen dibandingkan ICONNET," terang Toto.

Menurut Toto, keberadaan ICONNET justru akan memancing penyedia layanan internet, termasuk Telkom untuk terus berinovasi. Biasanya, perusahaan akan lebih berkembang jika memiliki banyak kompetitor.

"Buat Telkom, menurut saya bagus supaya bisa memberikan layanan terbaik karena ada kompetitor," ujar Toto.

Sementara, Toto menganggap ICONNET merupakan lini usaha yang memiliki keterkaitan dengan PLN. Pasalnya, bisnis layanan internet masih bersinggungan dengan infrastruktur kelistrikan.

"ICONNET ini sebenarnya by product dari PLN, maksudnya sebagai produk turunan dari bisnis utama produsen listrik. Jadi masih ada kaitan dengan bisnis induknya," ujar Toto.

Yang menjadi pekerjaan rumah PLN saat ini adalah mengelola ICONNET dengan optimal. Pasalnya, perusahaan telah menanamkan investasi untuk mengembangkan ICONNET.

"Jangan sampai kinerja tidak menggembirakan, sehingga justru menjadi beban induknya," pungkas Toto.

Sebagai informasi, PLN mencatatkan kinerja positif sejak tahun lalu. Tercatat, laba bersih PLN sepanjang 2020 sebesar Rp5,99 triliun atau naik 38,6 persen dari 2019 yang sebesar Rp4,27 triliun.

Lalu, PLN membukukan laba bersih sebesar Rp5,2 triliun pada April 2021. Realisasi ini berbanding terbalik dengan posisi April 2020 yang merugi sebesar Rp13,9 triliun.

PLN menargetkan dapat mengantongi laba bersih sebesar Rp11,4 triliun pada 2021. Hal ini tertuang dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) tahun ini.



(sfr)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER