4 Langkah Siapkan Dana Kesehatan di Tengah Pandemi Corona
Pandemi covid-19 membuat banyak masyarakat menyadari pentinganya memiliki anggaran kesehatan, baik dalam bentuk dana simpanan maupun asuransi kesehatan. Pasalnya, virus corona tidak pandang bulu, sehingga siapa pun bisa terkena risiko penularannya.
Tak cuma soal pandemi covid-19, anggaran kesehatan sangat dibutuhkan lantaran tidak ada seorang pun yang mengetahui kapan risiko kesehatan seperti sakit maupun kecelakaan bisa menimpa seseorang. Belajar dari pandemi, semua lapisan masyarakat tergagap menangani dampaknya. Karenanya, persiapan anggaran kesehatan lebih baik ketimbang nantinya masyarakat juga tergagap mengatasi risiko kesehatan.
Lalu, apa saja anggaran kesehatan yang perlu disiapkan masyarakat dan bagaimana mempersiapkannya? Berikut sejumlah tips yang bisa Anda coba:
Baca juga:5 Tips Siapkan Dana Liburan Anak Sekolah |
Persiapan awal
Perencana keuangan Finansia Consulting Eko Endarto menuturkan anggaran kesehatan dapat berupa dana simpanan maupun asuransi kesehatan. Untuk dana simpanan, diambil dari dana darurat yang hanya digunakan dalam kondisi mendesak salah satunya menangani risiko kesehatan.
Ia menuturkan masyarakat masih membutuhkan dana simpanan tersebut walaupun sudah memiliki asuransi kesehatan. Pasalnya, tidak semua pengeluaran pengobatan ditanggung oleh pihak asuransi.
"Sangat penting karena ada beberapa kondisi dimana asuransi tidak bisa cover (menanggung) atau belum ter-cover karena belum terbukti sakitnya," jelasnya kepada CNNIndonesia.com, Kamis (17/6).
Dihubungi terpisah, Perencana Keuangan dari One Shildt Financial Planning Aziza Fitriani menuturkan langkah awal persiapan anggaran kesehatan adalah melihat kondisi keuangan. Sebelum memiliki asuransi kesehatan, ia menuturkan sebaiknya masyarakat memiliki kecukupan dana darurat, kondisi arus kas baik, serta rasio utang ideal.
"Langkah awal tentu saja kita harus melihat kondisi keuangan kita dan menyesuaikannya," ujarnya.
Besaran anggaran kesehatan
Eko menuturkan dana darurat yang disiapkan termasuk di dalamnya untuk risiko kesehatan sebesar tiga sampai dengan enam bulan pengeluaran bulanan. Selain menangani risiko kesehatan, dana darurat tersebut dapat digunakan untuk menanggulangi gangguan finansial lainnya misalnya kehilangan sumber pendapatan karena PHK.
"Jadi, angkanya sekitar tiga sampai dengan enam bulan pengeluaran bulanan termasuk di situ (dana darurat)," ujarnya.
Sementara itu, Aziza menuturkan idealnya dana darurat sebanyak tiga sampai dengan 12 kali pengeluaran bulanan. Dana darurat tersebut sebaiknya dipisahkan antara tabungan masa depan, investasi, maupun asuransi kesehatan.
"Jadi, sebaiknya dipisahkan antara dana darurat dengan porsi asuransi," imbuhnya.
Sementara itu, alokasi anggaran untuk asuransi kesehatan idealnya minimal 10 persen dari penghasilan. Namun, porsinya bisa ditambah berdasarkan kebutuhan dan kemampuan finansial masyarakat.
"Sebenarnya mengacu kepada minimum porsi asuransi adalah 10 persen dan dapat dimaksimalkan tergantung daripada kondisi keuangan masing-masing dan standar hidup," katanya.