HUT DKI JAKARTA KE-494

Potret Modernisasi Transportasi DKI di Usia ke-494 Tahun

CNN Indonesia
Selasa, 22 Jun 2021 14:47 WIB
Ibarat mengurai benang kusut, menyelesaikan masalah kemacetan di Jakarta memang sulit, tapi bukan berarti mustahil. Berikut potret modernisasi transportasi DKI.
Ibarat mengurai benang kusut, menyelesaikan masalah kemacetan di Jakarta memang sulit, tapi bukan berarti mustahil.(Muchlis - Biro Pers).

LRT Jakarta dan LRT Jabodebek

Tak hanya MRT, Jakarta kini juga memiliki moda transportasi berbasis rel yang cukup modern yakni Light Rail Transit atau Lintas Rel Terpadu (LRT). Khusus di dalam kota, yang telah terbangun dan beroperasi saat ini adalah LRT Jakarta koridor Kelapa Gading-Velodrome Rawamangun.

Sayangnya proyek bernilai investasi Rp6,8 triliun dan telah beroperasi komersial sejak Desember 2019 itu hanya mengangkut 102 orang per harinya hingga Januari lalu. Padahal, awalnya okupansi diproyeksikan mampu mencapai 14 ribu penumpang per hari.

Kini, selain LRT Jakarta, pemerintah pusat tengah membangun LRT Jabodebek dan ditargetkan bisa beroperasi pada Juli 2022. PT Adhi Karya (Persero) Tbk, kontraktor proyek tersebut, melaporkan progres pembangunan prasarana LRT Jabodebek telah mencapai 84,76 persen di awal Juni 2021.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Infrastruktur dengan investasi mencapai Rp23 triliun itu disediakan dalam 31 rangkaian berisi masing-masing enam gerbong dan disebut dapat mengangkut 1.300 orang dalam sekali perjalan mulai dari Dukuh Atas hingga Bekasi Timur.

Djoko memprediksi potensi alih moda kendaraan pribadi ke LRT Jabodebek lebih dari 80 persen lantaran waktu tempuh yang lebih singkat dan biaya perjalanan jauh lebih murah dibandingkan tol.

Namun hal tersebut hanya dapat tercapai jika akses ke stasiun LRT Jabodebek mudah dijangkau. Misalnya, dekat dengan pusat komersial/perkantoran, tersedia fasilitas parkir, permukiman, jalan utama, akses jalan masuk stasiun lebar, hingga feeder atau angkutan pengumpan dari dan menuju stasiun LRT yang baik bus, angkot, angkutan daring, maupun Bus Transjakarta.

"Masalahnya kan berapa besar kemampuan anggaran pemerintah daerah. Kalau DKI mungkin bisa sediakan fasilitas penunjang akses ke stasiun. Tapi di kota lain bagaimana itu harus dipikirkan," jelasnya.

KRL Commuter Line Jabodetabek

Moda transportasi lain yang sangat vital di Jakarta adalah kereta rel listrik (KRL) commuter line Jabodetabek yang dikelola PT Kereta Commuter Indonesia (PT KCI). Penumpang KRL sendiri melonjak sejak modernisasi dilakukan pada 2011 dengan menyederhanakan rute yang ada menjadi lima rute utama, penghapusan KRL ekspres, penerapan kereta khusus wanita, dan mengubah nama KRL ekonomi-AC menjadi kereta Commuter Line.

Proyek ini dilanjutkan dengan renovasi, penataan ulang, dan sterilisasi sarana dan prasarana termasuk jalur kereta dan stasiun kereta yang dilakukan bersama PT KAI (persero) dan pemerintah. Pada 1 Juli 2013, KCI mulai menerapkan sistem tiket elektronik (E-Ticketing) dan sistem tarif progresif, yang menjadi tahap selanjutnya dalam modernisasi KRL Jabodetabek.

Sepanjang 2020 lalu, KCI tercatat sudah melayani 154,5 juta pengguna. Sementara Maret 2021, KCI mempunyai 1.196 unit KRL yang beroperasi melayani 80 stasiun di wilayah Jabodetabek dengan jangkauan rute mencapai 418,5 km.

"Sekarang Commuter Line jadi pilihan juga berkat integrasi. Kerja sama antar instansi dan perusahaan penting Karena kalau hanya PT KAI atau KCI yang bekerja sendiri tanpa peran Pemda juga tidak bisa," tandas Djoko.



(hrf/age)

HALAMAN:
1 2 3
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER