Faisal Basri Diserang Netizen Bandingkan Covid-19 dan Tsunami

CNN Indonesia
Rabu, 07 Jul 2021 14:03 WIB
Ekonom Senior Faisal Basri mendapat kritik dari warganet karena membandingkan penanganan pandemi covid-19 dengan bencana tsunami di Aceh. (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/Spt/14).
Jakarta, CNN Indonesia --

Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Faisal Basri diserang warganet karena menyarankan pemerintah untuk belajar dari penanganan tsunami di Aceh pada 2004 lalu dalam menghadapi pandemi covid-19.

Ia mengkritisi sikap pemerintah yang kerap mengubah kebijakan dan komando yang tidak jelas selama penanganan pandemi.

"Belajarlah dari sejarah penanganan tsunami Aceh. Komandannya jelas dan purnawaktu, juga para pembantu inti. Penanganan satu pintu. Ada rencana aksi yang jelas, tak gonta-ganti," ujar Faisal dalam utas akun @FaisalBasri yang diunggah pada Senin (5/7) lalu.

Sebagai catatan, pemerintah menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat mulai 3-20 Juli 2021. Sebelumnya, pemerintah menerapkan PPKM Mikro, PPKM dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dengan aturan yang berbeda-beda.

Dalam cuitan yang sama, Faisal juga mengklaim tidak mendengar kasus korupsi terkait penanganan pascatsunami Aceh. Hasil penanganannya juga disebut Faisal membanggakan dan dipuji masyarakat internasional.

"Pemerintah, partai, masyarakat, LSM, organisasi keagamaan, dan uluran tangan dari luar negeri saling bahu-membahu, berbagi peran dengan sangat efektif," jelasnya.

Menurut Faisal, dalam penanganan pascatsunami, segala rintangan diselesaikan dengan cepat, tak memerlukan rapat koordinasi terbatas dan sejenisnya. Presiden dan para menteri juga percaya penuh pada komandan perang dan memberikan otoritas penuh.

Pandangan Faisal memantik berbagai reaksi dan sejumlah warganet. Per pukul 12.00 siang ini, cuitan Faisal sudah di-RT 2.827 pengguna, dikutip 288 kali, dan disukai 9.389 pengguna. Mereka yang kontra merasa bahwa penanganan tsunami Aceh tidak bisa dibandingkan dengan pandemi.

Misalnya, Karim Nas melalui akun @karimnas_ menilai penanganan tsunami dilakukan usai bencana terjadi. Sementara, saat ini, pemerintah tengah menangani pandemi yang belum berakhir.

"Tidak apple-to-apple. Itu penanganan pasca bencana. Ini penanganan kala bencana terus terjadi," terang Karim.

Sementara, Zee Noor menyinggung soal perbedaan penanganan tsunami Aceh dengan gempa di Yogyakarta pada 2006 lalu. Padahal, kedua bencana itu terjadi pada masa Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono.

"Kalau itu bagus, kenapa itu tidak dipakai saat penanganan gempa di Jogja? LSM, pemerintah pelayanan 1 pintu? Atau penanganan Aceh yang baik itu hanya kebetulan? Atau karena gempa Jogja, sekitarnya harus diskriminasi?," tulis Zee melalui akun @Hasan_rosadi.

Namun, ada juga warganet yang mengamini pandangan Faisal. Misalnya, Mezo Gerzego lewat akun @gandhiansyari mengkritik penanganan pandemi saat ini.

"Kalau Aceh masalahnya jelas, korbannya jelas. Lah sekarang, sesama epidemiologi ribut, ahli kesehatan ribut, tokoh agama ngoceh sendiri-sendiri, pejabat limbung mikirin lambungnya sendiri, warga ikutan bingung. Pemimpinnya ngah ngoh ngah ngoh ga tau mau ngapain," kicaunya.



(sfr/bir)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK