Jepang Revisi Pertumbuhan Ekonomi Jadi 3,8 Persen
Bank of Japan (BoJ) merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Jepang tahun ini dari 4 persen menjadi 3,8 persen pada periode tahun fiskal yang berakhir Maret 2022.
Dilansir dari AFP, dalam laporan kuartal terbaru, BoJ memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi karena dampak dari pandemi covid-19. Bank sentral Jepang tersebut pun merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi dari tahun ini hingga Maret 2023.
Untuk periode hingga Maret 2023, Jepang merevisi pertumbuhan ekonomi akan lebih tinggi menjadi 2,7 persen dari 2,4 persen. Proyeksi pertumbuhan ekonomi tersebut pun turut menaikkan perkiraan inflasi dari 0,1 persen menjadi 0,6 persen untuk tahun berjalan.
"Proyeksi lonjakan inflasi ini terutama karena harga energi yang lebih tinggi," papar BoJ dalam laporan, dikutip Jumat (16/7).
Selain revisi proyeksi pertumbuhan ekonomi, BoJ pun mengeluarkan rincian dana investasi hijau pertamanya untuk mengatasi perubahan iklim.
Hal ini dilakukan sejalan dengan upaya pemerintah mencapai target barunya mencapai netralitas karbon pada 2050.
Skema tersebut kemungkinan akan dimulai tahun ini, akan menjadi penerus program yang ada yang bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi secara lebih umum.
Bank sentral Jepang mengatakan akan memberikan pinjaman hijau pada tingkat nol persen dan skema akan berlangsung hingga akhir Maret 2031.
"Meskipun Jepang sudah memiliki langkah-langkah khusus untuk meningkatkan investasi dalam inisiatif hijau, ini akan mewakili tindakan nyata pertama yang telah diambil BoJ untuk secara aktif mendukung langkah-langkah untuk mengatasi perubahan iklim," Naoya Oshikubo, Ekonom Senior di SuMi TRUST.
Selain BoJ, Bank Sentral Eropa menetapkan target inflasi baru dan mengintegrasikan pertimbangan perubahan iklim ke dalam strategi kebijakan moneternya.
Bank of England juga mengatakan tahun depan akan menguji eksposur pemberi pinjaman komersial Inggris terhadap risiko perubahan iklim.