Pilu Nakes, Insentif Belum Cair dan Gaji Belum Dibayar RS

Dinda Audriene | CNN Indonesia
Jumat, 23 Jul 2021 13:36 WIB
Tenaga kesehatan (nakes) mengeluhkan insentif yang tak kunjung cair. Terlebih, rs menunggak pembayaran gaji.
Tenaga kesehatan (nakes) mengeluhkan insentif yang tak kunjung cair. Terlebih, rs menunggak pembayaran gaji. (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat).

Untuk gaji, Yusdeny terbilang beruntung karena tak ada pemotongan. Maklum, ia adalah seorang pegawai negeri sipil (PNS) yang gajinya dibayar langsung oleh pemerintah.

Hanya saja, pendapatan Yusdeny secara keseluruhan anjlok selama pandemi covid-19. Sebab, ia biasanya mendapatkan uang lebih atau disebut dengan jasa medis sebelum pandemi.

Jasa medis adalah uang jasa untuk dokter yang memeriksa pasien non covid-19. Semakin banyak pasien non covid-19 yang diperiksa, maka semakin banyak pula dana jasa medis yang didapatkan per bulannya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi untuk take home pay berkurang sekali. Sangat-sangat berkurang. Wong pasien datang itu adalah pasien covid-19 saja. Pasien pribadi atau pasien BPJS ini takut ke rumah sakit," tutur Yusdeny.

Dengan begitu, insentif nakes yang diberikan pemerintah sangat berguna untuk menutup kekurangan jasa medis yang biasanya didapatkan oleh Yusdeny setiap bulan.

Meski pembayarannya macet, tapi Yusdeny mengaku tetap bersyukur. Ia dan keluarga masih diberikan kesehatan dan tak terpapar covid-19 hingga sekarang.

Sementara, banyak orang di luar sana yang menjadi korban covid-19, termasuk pasiennya. Berbagai kejadian duka pun sering ia lihat selama menangani pasien covid-19.

Salah satunya seorang ayah yang menangisi anaknya meninggal akibat covid-19. Lalu, istri yang melihat suaminya meninggal karena wabah tersebut.

Bahkan, tak jarang Yusdeny mengeluarkan air mata ketika melihat kejadian tersebut. Terkadang, ia ikut turun tangan menyuapi seorang ibu yang sakit.

"Kadang menyuapi pasien sambil nangis karena mengingat ibu sendiri. Melihat anak kecil yang sakit yang sering menangis. Saya cengeng lihat anak kecil," cerita Yusdeny.

Untungnya, ia menggunakan APD. Dengan demikian, air matanya tak terlihat oleh pasien atau orang di sekitar.

Saat ini, Yusdeny praktik di tiga rumah sakit. Semuanya untuk merawat pasien covid-19.

Ia praktik dari pukul 08.00 WIB-22.00 WIB. Lalu, istirahat pukul 12.00 WIB-15.00 WIB.

"Pagi di RSUD Bondowoso, sore di RS Mitra Sehat Bondowoso, dan setelah Maghrib saya ke Situbondo untuk praktik di RS Mitra Sehat," pungkas Yusdeny.

(bir)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER