Keuntungan 80 Persen UMKM Turun Selama Pandemi

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan 80 persen pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) mencatatkan margin keuntungan lebih rendah selama setahun terakhir. Kondisi ini lantaran pandemi covid-19.

"Pandemi covid-19 hadirkan banyak dampak dan tantangan bagi sektor kesehatan dan masalah ekonomi," ungkap Teten dalam Festival Kewirausahaan Astra ke-5 2021, Rabu (28/7).

Selain itu, 53 persen pelaku UMKM mencatat penurunan nilai aset. Hal ini karena sebagian besar UMKM kesulitan mendistribusikan produknya.

Sementara, Teten menyebut terdapat 44 persen UMKM yang sudah tergabung di pasar daring (online). Dengan demikian, mereka bisa memasarkan produknya secara daring.

"Nah, hari ini kami dengar banyak contoh di mana UMKM yang beradaptasi berinovasi dan dapat bangkit, pulih dari dampak pandemi," terang Teten.

Sebelumnya, Teten menyatakan pemerintah sedang menyiapkan regulasi untuk memblokir produk UMKM asing yang diimpor melalui lokapasar (marketplace) daring. Hal ini dilakukan untuk melindungi produk lokal.

Teten menjelaskan regulasi akan disiapkan oleh pihaknya bersama Kementerian Perdagangan dan Kementerian Komunikasi dan Informatika.

"Jangan sampai ada lagi kasus-kasus terutama di platform crossborder yang melakukan dumping produk-produk UMKM impor yang masuk ke market digital nasional dan memukul UMKM kita," kata Teten.

Hal ini dilakukan demi melindungi produk lokal. Pasalnya, serbuan produk impor yang masuk lewat lokapasar daring dapat mematikan produk UMKM Indonesia.

Terlebih, pemerintah sedang memasukkan produk-produk UMKM ke ekosistem digital di berbagai lokapasar daring untuk meningkatkan penjualan dan pengembangan usaha.

[Gambas:Video CNN]