Data ESDM, Baru 42,7 Persen Kecamatan Punya Penyalur BBM
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyebutkan baru 42,7 persen kecamatan di Indonesia yang memiliki penyalur bahan bakar minyak (BBM).
"Saat ini baru sekitar 42,7 persen kecamatan yang memiliki penyalur BBM. Padahal, program pendistribusian BBM ke seluruh Indonesia merupakan hal yang mutlak dilakukan," katanya seperti dikutip dari Antara, Senin (9/8).
Karena masalah itulah, Arifin meminta jajaran pimpinan dan komite BPH Migas untuk membuat terobosan guna mempercepat ketersediaan penyalur BBM.
Salah satu yang ia minta; memberikan ruang bagi keterlibatan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), usaha kecil menengah maupun kelompok masyarakat setempat melalui pengaturan dan fasilitas yang tepat.
"Selain dengan melakukan akselerasi BBM satu harga, juga diperlukan terobosan untuk mempercepat ketersediaan penyalur BBM," ujarnya.
Arifin mengakui selain terobosan itu, ada isu lain yang perlu diperhatikan supaya penyalur BBM bisa ditingkatkan.
Isu terkait monitoring dan evaluasi penyediaan cadangan operasional BBM, perubahan lampiran Peraturan Presiden Nomor 191 Tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak, beserta peraturan pelaksanaannya, regulasi terkait cadangan BBM nasional dalam rangka ketahanan energi serta perlu diatur penempatan tangki BBM milik badan usaha di daerah tertinggal, terluar, dan terdepan (3T) dan wilayah timur Indonesia.
Tahun lalu, angka penyaluran BBM bersubsidi di Tanah Air masih berada di bawah target yang ditetapkan pemerintah.
Berdasarkan data BPH Migas, penyaluran jenis BBM tertentu (JBT) solar hanya mencapai 13,9 juta kiloliter. Angka itu lebih rendah 14,3 persen dibandingkan realisasi pencapaian tahun sebelumnya sebesar 16,23 juta kiloliter.
Selanjutnya, realisasi penyaluran kerosin hanya mencapai 475.359 kiloliter atau lebih rendah 9,3 persen dibandingkan pencapaian tahun sebelumnya sebesar 523.844 kiloliter.
BPH Migas mencatat total realisasi penyaluran JBT mencapai 14,38 juta kiloliter atau lebih rendah 14,1 persen ketimbang capaian tahun 2019 sebesar 16,75 juta kiloliter.
Sementara itu, realisasi penyaluran JBT Khusus Penugasan tahun lalu tercatat hanya menyentuh angka 8,44 juta kiloliter atau lebih rendah 26,9 persen dibandingkan dengan realisasi 2019 sebesar 11,55 juta kiloliter.
Lihat Juga : |