Pemprov Jabar menawarkan 31 proyek besar senilai Rp41,06 triliun kepada 17 negara dalam event West Java Investment Summit (WJIS) 2021.
"31 proyek ini akan diperkenalkan dan ditawarkan kepada calon investor dari 17 negara. Akan ada pertemuan tatap muka dua pihak yang difasilitasi Pemprov Jabar dan Bank Indonesia Jabar," ujar Kepala Dinas Penanaman Modal Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Jawa Barat Jabar Noneng Komara Nengsih dalam sambutan pembukaan WJIS, Bandung, Kamis (21/10).
Noneng memaparkan selama dua hari pemilik proyek seperti swasta, BUMN, BUMD, maupun pemerintah daerah telah melakukan pertemuan dengan calon investor baik dari dalam dan luar negeri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain 31 proyek yang akan ditawarkan, dalam event ini juga ditandatangani 33 MoU antara Pemda Provinsi Jabar dengan pemda kabupaten/kota serta sejumlah BUMD di Jabar. Nilai MoU diperkirakan mencapai Rp6,5 triliun.
Noneng mengatakan pada semester I/2021 Jabar menempati peringkat pertama realisasi investasi penanaman modal asing (PMA) dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) dengan total Rp72,46 triliun.
Menurutnya, event WJIS yang berlangsung selama dua hari ini menjadi salah satu upaya mendorong peningkatan investasi di Jabar.
WJIS menjadi ajang promosi potensi dan peluang investasi di Jabar. WJIS 2021 bisa menjadi sarana komunikasi yang baik untuk investor yang hendak menanamkan modal ke Jabar.
Noneng menuturkan, dengan mengambil tema "Navigating Post-COVID World: Investment Growth for Resilient West Java" diharapkan investasi bisa menjadi salah satu jalan keluar sekaligus menyongsong kondisi ekonomi pasca-COVID-19.
"Menunjukkan bahwa Jabar menjadi wilayah penting dalam mendorong investasi di Indonesia," tuturnya.
Berbeda dengan dua penyelenggaraan sebelumnya, WJIS ini memperkenalkan dua kawasan ekonomi baru sebagai daya tarik baru, yakni Metropolitan Rebana dan Jabar Selatan.
Sementara itu, Kepala Kantor Perwakilan BI Provinsi Jabar Herawanto menegaskan pentingnya pemerataan investasi antara Jabar bagian utara dan selatan dalam rangka mendorong resiliensi dan inklusivitas pertumbuhan ekonomi Jabar.
Menurutnya, di kawasan utara, potensi investasi Jabar terkait dengan proyek Segitiga Rebana (Cirebon-Subang-Majalengka) yang kompleks dan canggih.
Kawasan pertumbuhan ekonomi baru ini dirancang untuk menjadi kawasan dengan beberapa smart city metropolitan dan kawasan industri yang dikelilingi oleh infrastruktur pendukung yang penting, seperti Pelabuhan Patimban, Bandara Internasional Kertajati, dan Tol Cisumdawu.
Di kawasan selatan, kata dia, investasi Jabar diarahkan pada berbagai proyek ekonomi hijau (green economy) yang terdiri dari proyek sektor pariwisata serta proyek sektor pertanian.
"Secara khusus, proyek-proyek tersebut diharapkan akan menjawab keprihatinan penting investor global tentang masalah ekonomi hijau akibat perubahan iklim yang dialami secara global," ujarnya.
(mko/fef)