China Evergrande Bayar Bunga Utang Sebesar Rp1,18 Triliun
Evergrande melakukan pembayaran bunga sebesar US$83,5 juta atau setara Rp1,18 triliun (kurs Rp14.166 per dolar) pada obligasi dalam bentuk dolar yang jatuh tempo bulan lalu. Kemungkinan pembayaran ini dapat mengeluarkan properti raksasa China ini dari masalah utang yang menimpanya.
Pembayaran itu akan berakhir dalam 30 hari atau tepatnya pada Sabtu (23/10). Tetapi, Evergrande telah mentransfer dana tersebut dan pemegang obligasi seharusnya sudah menerimanya sebelum batas waktu yang ditentukan.
Kabar tersebut memberikan angin segar kepada investor dan analis yang mengkhawatirkan perusahaan tersebut di ambang kehancuran. Ini menunjukkan bahwa Evergrande mengambil beberapa upaya untuk menenangkan investor luar negeri.
Sebelumnya, Evergrande berupaya menyelesaikan utangnya dengan pemberi pinjaman domestik. Namun, sikap dingin justru ditampilkan pada investor internasional yang menandakan prioritas Evergrande adalah membayar utang investor China terlebih dahulu.
Saham Evergrande melonjak 4,3 persen di Hong Kong pada Jumat (22/10). Sementara saham manajemen properti dan unit kendaraan listrik juga masing-masing melonjak sekitar 4 persen.
Senior Market Analyst Asia Pacific Oanda Jeffrey Halley mengatakan kegagalan membayar obligasi pekan ini akan membuat kreditur meminta uangnya kembali. Namun, nampaknya hal tersebut tidak akan terjadi setelah Evergrande membayar salah satu kewajibannya.
Bulan lalu, perusahaan properti ini melewatkan tenggat waktu untuk pembayaran bunga sebesar US$47,5 juta pada obligasi luar negeri. Menurut Halley, masa tenggang untuk pembayaran itu akan berakhir minggu depan.
Raksasa real estate tersebut akan mengakhiri minggu ini dengan catatan yang sedikit positif. Ini terlihat pada saham yang kembali memulih pada akhir pekan.
Evergrande dikatakan telah membatalkan kesepakatan yang akan membantu meringankan krisis perusahaan sebesar US$2,6 miliar. Perjanjian untuk menjual saham pengendali di unit manajemen properti Evergrande kepada pengembang saingannya Hopson dikabarkan telah dihentikan.
Kedua perusahaan saling menyalahkan atas gagalnya kesepakatan tersebut. Evergrande Group mengklaim dalam pengajuan bursa bahwa pembeli tidak memenuhi prasyarat untuk membuat penawaran umum bagi saham Evergrande Property Services.
Di lain sisi, Hopson mengungkapkan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya siap untuk menyelesaikan kesepakatan. Namun, pihak lain telah berusaha untuk mengubah ketentuan perjanjian.