Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) mengingatkan perlunya peta jalan (roadmap) yang jelas menuju transisi energi. Peta tersebut untuk menghindari kenaikan harga hingga kelangkaan energi.
"Upaya menuju ke arah transisi energi tersebut, tentunya harus didukung dengan roadmap yang jelas untuk menghindari adanya energi berbiaya mahal atau bahkan kelangkaan energi," ujar Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto saat menghadiri The 2nd International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas 2021 di Nusa Dua, Bali, Senin (29/12).
Dwi mengingatkan untuk mendukung pertumbuhan perekonomian Indonesia, pemenuhan energi yang terjangkau adalah sebuah keharusan. Di sisi lain, upaya menurunkan emisi dan memanfaatkan penangkapan karbon perlu dilakukan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Global sudah menuntut solusi untuk menekan karbon (low carbon initiatives) dan transisi energi menuju nol emisi (net zero emission) sebagai hasil kesepakatan antarnegara dalam Konferensi Iklim COP26," ujarnya.
Melihat hal itu, industri hulu migas perlu beradaptasi untuk menciptakan ekosistem hulu migas yang bersinergi dengan peta jalan pengembangan net zero emission pada 2060.
SKK Migas sendiri sudah menyusun enam inisiatif untuk mendukung target low carbon. Pertama, mengeluarkan kebijakan yang mendukung target menekan karbon. Kedua, pengelolaan energi yang dengan menurunkan intensitas energi maupun mengalihkan sumber energi ke energi hijau.
Ketiga, penerapan zero routine flaring dalam kegiatan usaha hulu migas. Sebagai catatan, gas flare adalah gas suar bakar yang sebelumnya dikeluarkan namun belum dimanfaatkan.
Keempat, mengurangi kebocoran energi. Kelima, penghijauan. Terakhir, penerapan penangkapan, pemanfaatan, dan penyimpanan karbon (carbon capture, utilization, and storage/ CUSS).
"Sebagai upaya untuk mencapai smooth transition, industri hulu migas berusaha memberikan karya terbaiknya melalui visi bersama untuk mewujudkan target pencapaian produksi jangka panjang," ujarnya.
Saat ini, sambung Dwi, peta jalan tersebut masih disusun oleh SKK Migas bersama dengan kontraktor kontrak kerja sama (KKKS).
"Dalam waktu 3-4 bulan ke depan akan kami susun. Seperti untuk menjadi 1 juta barel kan ada roadmap-nya," ujar mantan direktur utama PT Pertamina (Persero) ini.