Sementara Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet menilai ketimbang hanya fokus membangun satu RS berkelas internasional di Bali, lebih baik pemerintah menyamaratakan layanan bagi RS-RS di daerah dulu.
Sebab, menurutnya, pelayanan berkualitas yang merata lebih penting ketimbang membangun satu RS kelas internasional saja.
"Sebenarnya ada masalah dasar seperti perspektif kesehatan untuk infrastruktur kita yang kalau dilihat di level daerah, masih terdapat disparitas yang tinggi di antar wilayah di Indonesia," ucap Yusuf.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terbukti, sambungnya, data Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat rasio tempat tidur pasien di Indonesia untuk 1.000 penduduk hanya 1,2. Angkanya tertinggal dari Singapura dan Korea Selatan.
Begitu juga dengan rasio dokter yang rendah, cuma 0,4 dokter per 1.000 penduduk. Kondisi ini juga relatif rendah di ASEAN.
"Jadi baiknya masalah strukutural ini dibenahi terlebih dahulu, toh masalah rasio dokter juga menjadi penting, kalau RS internasional dibangun namun dokternya kurang tentu akan berpotensi menjadi masalah lain," pungkasnya.