Selain itu, ada pula pengaruh dari proyeksi Dana Moneter Internasional (IMF) terhadap perekonomian dunia yang turun ke kisaran 4,5 persen pada 2022. Penurunan proyeksi ini juga terjadi di negara-negara mitra dagang Indonesia.
Salah satunya ekonomi China yang diramal turun dari 8 persen pada 2021 ke 5,6 persen pada 2022. Bila proyeksi pertumbuhan mereka melemah, bukan tidak mungkin permintaan ekspor ke Indonesia juga menurun.
Tak ketinggalan, masih ada risiko covid-19 dari penyebaran varian omicron yang sudah mulai masuk ke Indonesia. Menurutnya, hal ini bisa kembali menurunkan keyakinan masyarakat untuk berpergian dan beraktivitas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga :![]() KALEIDOSKOP 2021 Gara-Gara UMP, Gaji Segitu-Gitu Saja Tapi Biaya Hidup Meningkat |
"Memang ini bergantung pada penanganan covid-19 dari pemerintah, tapi ada kemungkinan serangan varian omicron dan bisa menghambat lagi pemulihan dari sisi mobilitas," jelasnya.
Jika hal ini terjadi, sambungnya, bukan tidak mungkin daya beli masyarakat masih sulit pulih pada tahun depan. Apalagi, penciptaan lapangan kerja baru tidak secepat 'membalikkan telapak tangan'.
Namun, Tauhid melihat proyeksi pertumbuhan Indonesia yang belum kembali ke kisaran 5 persen ini bukan berarti tak punya dampak positif bagi masyarakat dan dunia usaha.
Lihat Juga :![]() KALEIDOSKOP 2021 Kripto, Instrumen Investasi yang Naik Daun di Tengah Fatwa Haram |
Pasalnya, menurut Tauhid, beberapa sektor industri bisa tetap bisa tumbuh positif dan memberi perlindungan kepada tenaga kerjanya, baik terhadap pemberian gaji maupun perlindungan dari pemutusan hubungan kerja (PHK).
"Tentunya perusahaan-perusahaan infokom, jasa perusahaan, dan jasa lainnya masih bisa tumbuh positif. Sementara perusahaan di sektor makanan dan minuman serta akomodasi bisa mulai tumbuh lebih baik," ungkapnya.
Senada, Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet memperkirakan ekonomi Indonesia hanya bisa tumbuh di kisaran 4 persen sampai 5 persen. Artinya, tetap di bawah proyeksi pemerintah.
Pertimbangannya sama dengan Tauhid, mulai dari penyebaran covid-19 varian omicron hingga beberapa pengaruh dari gejolak ekonomi global. Namun, ia melihat ada peluang penurunan tingkat pengangguran dan kemiskinan pada tahun depan karena dampak pemulihan bisa lebih baik dari 2021.
Lihat Juga :![]() KALEIDOSKOP 2021 Kripto, Instrumen Investasi yang Naik Daun di Tengah Fatwa Haram |
"Perbaikan pemulihan ekonomi dapat dilihat pada penurunan tingkat kemiskinan dan juga pengangguran," tutur Yusuf.
Kendati demikian, ia belum memiliki proyeksi tingkat kemiskinan dan pengangguran pada tahun depan.
Yang pasti, kata Yusuf, pemulihan akan membuat sektor telekomunikasi, keuangan, dan manufaktur, khususnya farmasi dan logam dasar tumbuh positif.
Lebih lanjut, potensi pemulihan bisa memberi dampak yang lebih baik bagi pelaku usaha dan tenaga kerja di sektor akomodasi, makanan dan minuman, jasa transportasi, dan industri tekstil.