Perusahaan ritel raksasa dari berbagai sektor, mulai dari busana hingga produsen makanan dan minuman memutuskan hengkang dari Rusia.
Langkah itu mereka lakukan sebagai buntut atas invasi yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina.
Melansir CNN Business Jumat (11/3), berikut daftar perusahaan-perusahaan ritel kelas kakap yang eksodus massal dari Rusia:
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Uniqlo
Fast Retailing, induk perusahaan Uniqlo merupakan perusahaan busana ritel terbaru yang memberhentikan kegiatan bisnis di Rusia.
Perubahan itu terjadi hanya beberapa hari setelah CEO grup Jepang Tadashi Yanai bersumpah untuk tetap beroperasi di sana dengan alasan pakaian sebagai kebutuhan dasar manusia.
"Sudah jelas bahwa kami tidak bisa lagi melanjutkan (operasi), (kini perusahaan) sangat menentang segala tindakan permusuhan. Kami mengutuk semua bentuk agresi yang melanggar hak asasi manusia dan mengancam keberadaan damai individu," kata Fast Retailing dalam sebuah pernyataan.
Lihat Juga : |
2. Estée Lauder Companies
Perusahaan Estée Lauder mengakhiri semua aktivitas komersial di Rusia.
"Kami membatalkan semua aktivitas komersial di Rusia, termasuk menutup setiap toko yang kami miliki dan operasikan, serta memblokir situs merek kami dan pengiriman ke cabang kami di Rusia," ujar perusahaan tersebut dalam sebuah pernyataan.
Selain itu, perusahaan juga telah menangguhkan investasi dan inisiatif bisnis di Rusia.
Lihat Juga : |
3. H&M
H&M Group telah menghentikan sementara semua penjualan di Rusia. Langkah itu mereka lakukan sebagai bentuk simpati mereka terhadap masyarakat Ukraina.
"Kami sangat prihatin dengan kejadian tragis di Ukraina, dan berdiri bersama semua orang yang menderita," tulis perusahaan tersebut dalam pernyataan resmi.
Toko pakaian raksasa di Ukraina pun telah ditutup karena masalah keamanan. Menurut situs perusahaan, H&M Group tercatat memiliki 168 toko di Rusia pada November 2021.
4. IKEA
IKEA menutup 17 toko mereka di Rusia. Perusahaan ritel perabot rumah tangga mengatakan peperangan di Ukraina sangat berdampak pada rantai pasokan di kawasan itu.
Tak hanya Rusia, IKEA turut menangguhkan operasional di Belarusia yang merupakan sekutu Rusia.
"Ini (konflik Rusia-Ukraina) mengakibatkan gangguan pada rantai pasokan dan kondisi pasar," tulis pernyataan IKEA.
Akibat kebijakan ini, 15 ribu pekerja terdampak. Namun, perusahaan berjanji akan tetap membayar upah belasan ribu karyawannya untuk jangka pendek.
"Ambisi grup perusahaan adalah jangka panjang dan kami telah mengamankan pekerjaan dan stabilitas pendapatan untuk waktu dekat dan memberikan dukungan kepada mereka dan keluarga mereka di wilayah tersebut," kata IKEA.
5. Inditex (Zara)
Inditex, perusahaan induk Zara, menghentikan operasi di Rusia dan menutup 502 toko di negara itu.
Dalam sebuah pernyataan, perusahaan menyatakan Rusia menyumbang sekitar 8,5 persen dari pendapatannya sebelum bunga dan pajak.
6. Mothercare
Mothercare menghentikan bisnis dan pengiriman di Rusia.
"Mitra lokal kami telah mengonfirmasi bahwa mereka akan segera menghentikan operasi di sekitar 120 toko dan online," kata perusahaan.
Rusia menyumbang sekitar 20 hingga 25 persen dari penjualan untuk perusahaan ini yang memiliki spesialisasi dalam menjual barang-barang untuk orang tua dan bayi.
7. Procter & Gamble (P&G)
CEO P&G Jon Moeller mengatakan dalam sebuah surat kepada karyawan bahwa perusahaan telah menghentikan semua investasi modal baru di Rusia dan menghentikan semua aktivitas media, iklan, dan promosi.
"Kami secara signifikan mengurangi portofolio produk kami untuk fokus pada barang-barang kesehatan, kebersihan dan perawatan pribadi dasar yang dibutuhkan oleh banyak keluarga Rusia untuk kehidupan sehari-hari mereka," kata Moeller.
Moeller menambahkan bahwa P&G sedang mengecilkan skala operasi mereka di Rusia dan akan melakukan penyesuaian jika perlu.
8. Unilever
Unilever menangguhkan seluruh impor dan ekspor produknya ke Rusia menyusul serangan ke Ukraina sejak dua pekan terakhir. Raksasa makanan dan barang-barang konsumen ini juga akan menghentikan seluruh pengeluaran media dan iklan di Rusia.
"Kami akan terus memasok produk makanan dan kebersihan sehari-hari yang dibuat di Rusia kepada orang-orang di negara ini. Kami akan terus meninjau keputusan ini dengan cermat," ujar manajemen dalam sebuah pernyataan.
Manajemen mengungkapkan langkah ini diambil sebagai seruan untuk mengakhiri perang kedua negara.
"Kami berharap perdamaian, hak asasi manusia, dan aturan hukum internasional akan menang," ujar Unilever.
Unilever juga telah menghentikan operasi bisnis di Ukraina. Perusahaan juga berkomitmen untuk menyumbangkan produk esensial Unilever bernilai 5 juta euro (setara Rp78,7 miliar) sebagai bantuan kemanusiaan.
"Kami sekarang sepenuhnya fokus untuk memastikan keselamatan karyawan Ukraina kami dan keluarga mereka, termasuk membantu evakuasi mereka jika diperlukan, dan memberikan dukungan keuangan tambahan," terang manajemen.
Lihat Juga : |
10. Crocs
Crocs menghentikan bisnis direct-to-consumer mereka, termasuk e-commerce dan operasi ritel, di Rusia.
"Kami juga akan menghentikan impor barang ke negara itu," kata perusahaan lewat pernyataan resmi.