Bambang: Investasi yang kami lakukan ditutup menggunakan dana-dana yang berpola kepada kerja sama pemerintah dengan swasta dan juga investasi dengan swasta.
Jika hanya menggunakan dana pemerintah mungkin akan menjadi terlalu lama dan pola-pola pembiayaan masa depan itu selalu menggunakan elemen swasta. Tentu saja kami harapkan adanya pembiayaan dari pemerintah, tapi yang dari pemerintah itu berfokus pada sarana dan prasarana dasar.
(Dana pemerintah) itu akan menjadi pemancing agar tercipta confidence dari pasar, melihat bahwa pemerintah ini serius dalam membangun Kota Nusantara. Setelah itu akan dicari pola seperti PPP (public, private, partnership), atau pun pola-pola misalnya investasi swasta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saya lebih senang P4 atau public, private, people partnership, karena sekarang modelnya bisa crowd funding ya. Misalnya, mau bikin taman oke kita taruh di sosmed misalnya ada partisipasi masyarakat, itu bisa. Model-model itu yang akan kita eksplor.
Dhony: Sekarang itu kalau saya baca UU kan kita ditugaskan persiapan, pembangunan, pemindahan, dan penyelenggaraan, pengoperasian. Saya lihat kementerian dan lembaga sudah bergerak dan dari aturan UU memang ada transisi.
Anggarannya sudah, (untuk) bangun jalan, bangun gedung sudah ada. Nanti kita yang mengkoordinir sampai maksimum 2023, kalau tidak salah, kami siap untuk serah terima.
Lihat Juga : |
Bambang: Dari presiden memberikan arahan akan ada beberapa investor besar misalnya dari Uni Emirat Arab itu yang sering disebut beliau. Beliau menyebutkan dari Arab Saudi Pangeran MBS (Muhammad bin Salman). Itu yang sering disebut oleh beliau. Kami lihat tentu tidak terbatas di situ, kami lihat juga pihak mana lagi yang bisa berpartispasi untuk membangun Nusantara.
Saya belum punya banyak detailnya, mohon waktunya ini kan baru hari kedua. Sudah gitu saya baru pulang, mohon waktu kami akan pelajari lebih lanjut jika yang kita lakukan sekarang kan kita membangun institusi.
Di sisi lain, kami harus mengejar program-program yang sekarang sudah dilakukan, misalnya dari PUPR sudah membangun akses, pembangunan dasar, itu kan harus enggak boleh kehilangan momentum. Dari KLHK juga akan ada reforestasi atau penghijauan kembali, itu juga harus dilakukan.
Mungkin kami juga akan coba di bidang-bidang yang selama ini non teknis. Untuk pendidikan kami ingin membangun, misalnya, program yang berhubungan dengan vokasi, sehingga akan ada training, upskilling, dan reskilling. Jadi, kami mengharapkan warga yang ada di Nusantara tidak hanya menjadi penonton tapi menjadi partisipan aktif dalam pembangunan.
Bambang: Kami ingin agar masyarakat terlibat di awal, memberikan ruang bagi mereka memberikan aspirasinya dalam pembangunan kota ini dan kemudian melihat bagaimana kota ini tidak hanya dibangun fisiknya tapi juga rohnya.
Pengalaman saya di ADB memperlihatkan kalau membangun kota itu yg paling penting adalah memberikan suatu roh, memberikan nuansa, suasana, sehingga ada interaksi, itu yang paling penting sehingga ada kedekatan sosial.
Jadi banyak kota yang memang modern kelihatannya, gedung-gedungnya modern dan semacamnya tapi tidak ada kehangatan. Itu istilahnya the soul of the city enggak dapat.
Itu yang enggak bisa overnight, tidak bisa 3-5 tahun. Kan ada proses juga sampai tahap orang mau interaksi, kerekatan juga baik, ada ciri khasnya.
Bambang: Saya kira ke depan insentif merupakan satu hal yang akan kita bicarakan. Terutama untuk pionir, yang mau awal pindah, menarik orang lain mau pindah harus mengerjakan insentif jenis apa yang pas sehingga mereka yang datang bisa jadi penarik untuk yang lain.
Dimungkinkan salah satunya pajak, tapi kami lihat lagi lah. Saya masih belajar, baru hari kedua.
Dhony: Menurut saya insentif efektif untuk mengawal visi, impian Indonesia yang lebih modern, maju. Harus ada tools itu untuk pengendalian. Jadi instrumen pengendalian, insentif, disinsentif. Ada reward, apalagi kalau pionir. Orang pindah, orang yang yang mau jadi warga sana, yang mendukung, kami akan perhatikan.
Setelah ini, bapak presiden sudah mengarahkan, kami akan mencari putra daerah terbaik untuk membantu kami yang di operasional, di deputi-deputi itu, misal orang sana dominan ya.
Bambang: Kami sangat terbuka. Kami ingin nanti KPK mengawasi dan kami juga ingin ada tim asistensi hukum. Nanti kami akan sowan ke para penegak hukum satu per satu, meminta mereka mengawasi jalannya proses pembangunan dan pengelolaan IKN.
Dhony: Harus dari awal melibatkan KPK, BPK, Kejaksaan, Kepolisian. Makanya gotong royong itu prinsipnya bukan berarti kita, semua yang memiliki ekspertis di bidang masing-masing, dari sisi pengawasan, pencegahan.
Kita semua mendukung agenda bangsa ini. UU sudah diketok, harus dong. Bukan siap enggak siap, harus melibatkan dari awal.
Dhony: Itu wajar. Kalau masalah tanah itu terjadi di mana-mana. Seperti BSD. Kelihatannya sekarang bagus ya, tapi sebenarnya waktu pembebasan tanah itu kita lakukan secara satu bidang per bidang.
Kelebihannya di IKN itu sudah ada kawasan yang besar yang sudah tersedia. Masih ada (lahan) yang dikuasai oleh perusahaan dan masyarakat, ya harus kami bahas dengan masing-masing. Ini kan proyek strategis nasional untuk kepentingan umum, ada aturan, kami ikuti aturannya.