Luhut mengatakan perusahaan asal Uni Emirat Arab (UEA), Murban Energy Ltd, telah memastikan komitmennya untuk berinvestasi pada sektor pariwisata di Aceh.
Ini ditandai dengan penandatanganan Letter of Intent antara Pemerintah Aceh dan Murban Energy untuk pengembangan pariwisata dalam forum bisnis IEAW 2021 di Hotel Grand Hyatt.
"Telah dilakukan LoI antara UEA dengan Gubernur Aceh di mana mereka ada beberapa pulau yang akan jadi tujuan turis di sana," ucap Luhut dalam konferensi pers forum bisnis IEAW 2021.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Luhut menyampaikan investasi proyek tersebut akan berkisar antara US$300 juta hingga US$500 juta atau sekitar Rp7 triliun (kurs Rp14.409 per dolar AS). Pemerintah pusat telah memberi lampu hijau agar investasi untuk pengembangan destinasi wisata di Aceh dapat berjalan dengan lancar.
"Kami sudah melakukan studi dengan cepat dan presiden telah memberikan lampu hijau hari ini ketika kami bertemu di Bogor. Jadi saya rasa dalam waktu 2 bulan kita dapat melihat perkembangan proyek ini di Area Singkil," tuturnya.
Nantinyam Murban Energy akan membangun beberapa resort di salah satu pulau di Kabupaten Singkil, Aceh.
"Bisa dikatakan ini untuk membangun resort untuk turis, dan investasi akan dilakukan di pulau yang masih kosong pada area sekitar wilayah tersebut," imbuhnya.
Namun, penandatangan perjanjian tersebut yang sedianya dilakukan 2 November 2021 lalu batal dilakukan.
"Secara tentatif jadwal penandatangan telah disiapkan pada 2 November 2021, namun sampai waktu tersebut pihak KBRI belum mendapatkan respons kepastian dari pihak Murban Energy," kata Juru Bicara Pemerintah Aceh Muhammad MTA.
Luhut menyatakan PT Freeport Indonesia (PTFI) dan perusahaan asal China bernama Tsingshan Steel akan menandatangani kerja sama investasi sebesar US$2,8 miliar atau Rp39 triliun (Kurs Rp14.108 per dolar AS).
Kerja sama itu dijalin untuk membangun smelter tembaga di Halmahera. Perjanjian kerja sama keduanya sudah masuk finalisasi.
"Ini finalisasi perjanjian antara Tsingshan dengan Freeport. Tsingshan dengan Freeport akan sign kontrak US$2,8 miliar untuk smelter," ungkap Luhut dalam Dialog Tantangan dan Optimisme Investasi pada 3 Februari 2021 lalu.
Namun, CNBC Indonesia melaporkan Freeport Indonesia batal melanjutkan rencana kerja sama dengan perusahaan smelter asal China, Tsingshan Group, untuk membangun smelter tembaga baru di Weda Bay, Halmahera Tengah, Maluku Utara di April 2021.
Hal tersebut diungkapkan Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Dirjen Minerba) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ridwan Djamaluddin.
"Tidak jadi," ungkap Ridwan kepada CNBC Indonesia saat ditanyakan apakah Freeport jadi join dengan Tsingshan di smelter Weda Bay.
Luhut mengungkapkan lahan lumbung pangan (food estate) sudah terbuka 200 Ha di Sumatera Utara. Dari 200 Ha tersebut 73 persen diantaranya sudah ditanami tiga komoditas yaitu kentang, bawang merah serta bawang putih.
"Kementan agar segera melengkapi penanaman lahan, dan menyiapkan persiapan panen terutama menyiapkan offtaker yang akan membeli hasil panen tersebut," ujar Luhut dalam keterangan resmi pada 15 Januari 2021 lalu.
Selain itu, Kementerian PUPR telah menyelesaikan Reservoir dengan kapasitas 1000 meter kubik dengan konstruksi irigasi untuk area seluas 200 Ha yang akan diselesaikan pada triwulan kedua 2021.
Diharapkan pula, Juni 2021 akses jalan Food Estate di area 1000 Ha dan akses menuju area 3000 Ha dapat selesai.
Kabar terbaru mengenai food estate, Luhut membahas potensi Singapura ikut mengembangkan food estate atau lumbung pangan yang tersebar di beberapa wilayah di Indonesia.
Agenda lain Luhut dengan pejabat Singapura ialah membahas kelanjutan kerja sama dalam mengantisipasi perubahan iklim.
Dia menjelaskan bahwa Indonesia dan Singapura sepakat melakukan riset mengenai teknologi bersih yang ramah lingkungan serta menjalankan beberapa proyek percontohan yang berkaitan dengan pengelolaan ekosistem baik di darat maupun di laut.
Luhut menuturkan The Japan Bank for International Cooperation (JBIC) melirik dana abadi alias sovereign wealth fund (SWF) ke Indonesia.
Ia mengatakan rencana pemberian dana tersebut sudah diinisiasi saat kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan beberapa menteri ke Jepang beberapa waktu lalu. Dalam kesempatan itu, perwakilan dari Indonesia bertemu dengan Gubernur JBIC Tadashi Maeda.
"Kami mengatakan bahwa presiden sedang melakukan transformasi ekonomi dari berbasis komoditas menjadi nilai tambah. Dia (Maeda) sangat tertarik dengan itu dan mengatakan ini langkah yang hebat," kata Luhut pada 3 Desember 2019 lalu.
Selain itu, rombongan dari Indonesia juga memaparkan kepada JBIC bahwa Indonesia akan membangun energi hijau seperti pembangkit listrik tenaga air (hydro power) di Kalimantan dan Papua. Namun demikian, Luhut belum bisa memastikan besaran dana yang akan masuk ke Indonesia dari pendanaan JBIC.
Ia hanya mengatakan dana tersebut kemungkinan mencapai puluhan miliar dolar AS.
"Saya belum bisa ngomong biar mereka bilang besok. Kalau sudah di SWF, kalau bisa US$10 miliar-US$20 miliar dolar AS bisa dikali tiga," ucapnya.
CNNIndonesia.com mencoba menghubungi pihak Humas Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi atas sejumlah klaim yang dibuat Luhut. Namun, hingga berita diturunkan yang bersangkutan belum memberikan tanggapannya.