EDUKASI KEUANGAN

Kiat Hindari Buntung Akibat Robot Trading

Dinda Audriene | CNN Indonesia
Sabtu, 02 Apr 2022 09:01 WIB
Perencana keuangan membeberkan sejumlah tips untuk menghindari kerugian karena menempatkan uang di robot trading. Berikut ulasannya. Ilustrasi. (Istockphoto/ Ipopba).
Jakarta, CNN Indonesia --

Kasus robot trading terus bermunculan hingga saat ini. Padahal, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sudah berkali-kali mengatakan tak pernah mengeluarkan izin untuk sarana investasi itu.

Namun, korban robot trading justru semakin banyak. Awal pekan ini, belasan korban melaporkan robot trading DNA Pro terkait dugaan penipuan ke Polda Metro Jaya.

Belasan korban itu diproyeksi rugi hingga Rp7 miliar. Laporan dilayangkan oleh seseorang berinisial RD yang mewakili korban bersama pengacaranya, Charlie Wijaya.

Sebelum kasus robot trading DNA Pro mencuat, ada pula kasus investasi berkedok robot trading bernama Viral Blast dan PT FSP Akademi Pro.

Seperti biasa, masyarakat tergoda dengan iming-iming cuan selangit. Oknum menjanjikan bahwa korban nantinya dapat menarik dana dalam jumlah besar.

Tapi ujung-ujungnya, masyarakat rugi karena tak bisa melakukan penarikan dari aplikasi. Bahkan, dalam beberapa kasus dana tersebut juga tak bisa ditransfer ke rekening masing-masing.

Semua ini mungkin tak akan terjadi jika masyarakat lebih hati-hati dalam berinvestasi. Masyarakat juga harus paham betul mengenai instrumen yang dipilih sebelum berinvestasi.

Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan Pasar Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan (Kemendag) Tirta Karma Sanjaya membeberkan beberapa modus penawaran yang dilakukan oleh penyedia robot trading.

Pertama, menjanjikan keuntungan tetap (fix income) dan bagi hasil (profit sharing). Kedua, mereka menawarkan produk melalui iklan radio, TV, media elektronik, dan media sosial.

Ketiga, memberikan janji atau iming-iming iklan yang menyesatkan, seperti pernyataan 'dengan tidur nyenyak, sudah dapat untung'. Keempat, menawarkan jasa sewa robot trading melalui member get member.

Lantas, bagaimana cara berinvestasi agar tak boncos seperti korban robot trading?

1. Jangan Rakus

Perencana Keuangan Mitra Rencana Edukasi (MRE) Andi Nugroho mengatakan masyarakat jangan rakus dalam berinvestasi. Kuncinya, masyarakat harus bisa mengontrol nafsu atau emosi.

"Kontrol emosi, jangan rakus, tamak. Pakai akal sehat," ungkap Andi kepada CNNIndonesia.com, Kamis (31/3).

Andi menjelaskan bahwa masyarakat bisa mendulang untung dalam berinvestasi. Begitu juga sebaliknya, masyarakat harus siap-siap rugi ketika harga pasar sedang turun.

Lihat Juga :

Misalnya, seseorang bernama Mawar berinvestasi di saham A. Harga saham tersebut naik selama satu pekan setelah Mawar melakukan transaksi beli, sehingga ia langsung mendapatkan untung dari saham tersebut.

Namun, jika harga saham A turun setelah Mawar melakukan transaksi beli, maka nilai aset Mawar otomatis ikut berkurang.

"Namanya investasi untung bisa, tapi jangan kemudian inginnya selalu untung. Itu tidak bisa," terang Andi.

Jadi, jangan mudah tergiur janji manis seseorang yang menawarkan suatu investasi dengan keuntungan pasti dan dalam jumlah besar.

2. Belajar Instrumen Investasi

Selain mengontrol emosi, masyarakat juga harus mempelajari berbagai macam instrumen investasi. Jangan sampai masyarakat berinvestasi di salah satu instrumen, tapi mereka sendiri tak mengerti cara kerja instrumen tersebut.

"Jangan masuk instrumen yang tidak paham pola seperti apa," ujar Andi.

Sebagai contoh, seseorang ingin berinvestasi di reksa dana, maka ia harus paham cara main di reksa dana terlebih dahulu sebelum membeli di perusahaan manajer investasi. Begitu juga dengan saham, obligasi, valuta asing (valas), hingga kripto.

"Harus paham ada potensi kerugian, ada high risk high return," imbuh Andi.

Bersambung ke halaman berikutnya...

Berani Cut Loss


BACA HALAMAN BERIKUTNYA
HALAMAN :