4. Alihkan Investasi
Andy mengatakan kinerja kripto dan saham yang buruk pada beberapa waktu terakhir bisa menjadi 'gong' bagi investor untuk mengalihkan investasi ke instrumen lain. Tujuannya bukan cuma menyelamatkan dana yang tersisa, tapi juga diversifikasi investasi ke depan.
Dengan begitu, ketika harga kripto dan saham 'kebakaran' lagi, investor tidak pusing untuk memenuhi kebutuhan dana dan mengamankan aset.
"Sebagai cooling down, kita bisa 'parkir' dulu ke instrumen yang lebih rendah risikonya, misalnya reksadana pasar uang," imbuh Andy.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara, Budi mengatakan pengalihan investasi ini bisa digunakan dengan dana dari hasil pencairan instrumen yang anjlok. Misalnya, investor menjual kripto dan saham yang dimiliki, lalu dananya digunakan untuk beli emas dan reksadana.
Lihat Juga :EDUKASI KEUANGAN Tips Berhemat di Tengah Kenaikan BBM Imbas Perang Rusia-Ukraina |
"Hal ini untuk menyeimbangkan kembali alokasi aset sesuai dengan profil seseorang dalam berinvestasi agar jangan menanggung risiko yang investor tidak mampu," terang Budi.
5. Jadi Pelajaran, Jangan Kapok
Andy menuturkan kondisi harga kripto dan saham jeblok sebaiknya menjadi pelajaran bagi investor. Namun, ia mengingatkan agar jangan kapok untuk berinvestasi ke depan.
Sebab, kondisi investasi saat ini belum tentu sama ke depan karena pergerakan investasi memang dinamis dari waktu ke waktu.
Lihat Juga :EDUKASI KEUANGAN Menyiapkan Dana JHT Pribadi |
"Justru jadikan dorongan untuk mempelajari terus berbagai analisa teknikal dan fundamental yang bisa digunakan," ungkap Andy.
Sementara untuk rencana investasi ke depan, bisa dilakukan secara bertahap lagi.
"Bila masih trauma, maka sebaiknya ke depan kita masukkan sedikit-sedikit dulu saja dana menganggur ke investasi, semisal 30 persen dari uang menganggur yang dimiliki," tutup Andy.
(uli/aud)