REKOMENDASI SAHAM

Daftar Kumpulan Saham yang Diprediksi Cuan Pekan Ini

CNN Indonesia
Senin, 20 Jun 2022 06:41 WIB
Analis menyebut sejumlah saham berpotensi cuan pada pekan ini. Ilustrasi. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono).
Jakarta, CNN Indonesia --

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 113,36 poin atau 1,61 persen ke level 6.936 pada perdagangan akhir pekan lalu. Investor asing mencatat jual bersih atau net sell di seluruh pasar sebesar Rp695,14 miliar.

Dalam sepekan terakhir, indeks saham menguat sebanyak dua kali dan melemah tiga kali. Secara total, performa indeks saham melemah 2,11 persen.

Pelaksana Harian Sekretaris Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) Yulianto Aji Sadono menyebut kapitalisasi pasar bursa menurun sebesar 1,96 persen, dari Rp9.269,642 triliun pada pekan sebelumnya menjadi Rp9.087,685 triliun.

Kemudian, rata-rata frekuensi harian bursa juga jatuh 10,78 persen dari 1,55 juta transaksi menjadi 1,38 juta transaksi. Di sisi lain, rata-rata volume transaksi harian bursa naik 1,37 persen dari 27,722 miliar saham menjadi 28,103 miliar saham.

"Rata-rata nilai transaksi harian Bursa turut mengalami peningkatan sebesar 0,30 persen, yaitu menjadi Rp17,237 triliun dari Rp17,186 triliun pada pekan sebelumnya," terang Yulianto, seperti dikutip dari situs IDX, Jumat (17/6).

Analis Pasar Modal Lucky Bayu Purnomo memprediksi IHSG akan cenderung menguat seminggu ke depan meski secara sentimen minim sentimen dari dalam negeri. Menurutnya, indeks akan bergerak di rentang support 6.880 dan resistance 7.050.

"PDB kita masih ada di level yang sama, tepatnya pada kuarter terakhir adalah 5,01. Masih terkendali inflasinya dan sebenarnya sentimennya sudah minim," kata Lucky kepada CNNIndonesia.com.

Sementara secara global, sentimen yang paling berpengaruh pada pergerakan indeks adalah harga minyak mentah yang turun 6 persen dari US$115 per barel menjadi US$110 per barel. Hal ini akan menciptakan volatilitas pada indeks saham.

"Jadi minyak itu memberi sentimen volatilitas. Jadi yang paling mengkhawatirkan itu adalah volatilitas harga minyak," ungkap Lucky.

Oleh karena itu, ia menyarankan agar untuk sementara waktu investor menghindari emiten-emiten sektor energi, seperti PTBA, ADRO, TINS, dan ANTM.

Ia hanya merekomendasikan investor membeli saham-saham perbankan yang sedang turun harga akibat koreksi pekan lalu. Menurut Lucky, momentum ini bisa dimanfaatkan investor untuk investasi jangka panjang dengan aksi beli saham saat harga turun alias buy on weakness (BoW).

"Itu menjadi kesempatan sebenarnya untuk melihat perbankan dalam jangka menengah dan panjang. Jadi bahasa singkatnya (saham) perbankan lagi diskon," kata Lucky.

Meski begitu, ia memperingatkan investor agar memilih saham perbankan konvensional ketimbang digital. Sebab, koreksi yang terjadi pada bank konvensional lebih terkendali daripada bank yang memiliki transformasi digital.

"Sementara, hindari bank yang memiliki kegiatan transformasi digital, kita fokusnya ke bank konvensional untuk sementara waktu," imbuhnya.

Menurutnya, ada beberapa saham perbankan yang menarik untuk dikoleksi pekan ini. Yang pertama adalah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BBRI yang turun 1,35 persen ke level 4.370 pada pekan lalu. Lucky memprediksi BBRI dapat menyentuh level 4.567 pekan ini.

Kemudian, ada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk atau BMRI yang ditutup melemah 3,58 persen ke posisi 8.075. Ia memprediksi saham BMRI bisa menyentuh 8.438 pekan ini.

Ada pula PT Bank Central Asia Tbk atau BBCA yang terkoreksi 0,99 persen ke posisi 7.500. Lucky memprediksi saham emiten ini dapat menyentuh posisi 7.838.

Terakhir, ada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BBNI yang ditutup melemah 0,91 persen ke posisi 8.175. Ia memprediksi BBNI dapat menyentuh posisi 8.543 pekan ini.

Saham Sektor Kesehatan dan Properti


BACA HALAMAN BERIKUTNYA
HALAMAN :