Kemenkeu Respons Ramalan Bank Dunia soal PDB RI Berisiko
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) buka suara soal proyeksi Bank Dunia yang menyatakan perekonomian Indonesia berisiko, sehingga kemungkinan hanya bisa tumbuh sampai 4,6 persen pada 2022.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu Febrio Kacaribu mengatakan proyeksi yang dibayangi risiko ini masih lebih baik dibandingkan realisasi pertumbuhan ekonomi tahun lalu yang sebesar 3,7 persen.
"Proyeksi ini masih sejalan dengan rentang outlook pertumbuhan ekonomi Pemerintah. Ini mengindikasikan bahwa resiliensi Indonesia masih terjaga di tengah peningkatan risiko global," ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (22/6).
Meski pertumbuhan ekonomi Indonesia berisiko dan hanya mampu tumbuh 4,6 persen. Namun, Bank Dunia tidak menurunkan proyeksi perekonomian domestik yakni tetap 5,1 persen pada 2022 dan meningkat menjadi 5,3 persen pada 2023.
Menurut Bank Dunia, pemulihan ekonomi Indonesia masih akan berlanjut meski dihantui oleh sejumlah kondisi global yang semakin menantang baik karena tekanan inflasi dunia maupun pengetatan kebijakan moneter eksternal.
Selain pertumbuhan ekonomi, Bank Dunia juga memprediksi bahwa inflasi Indonesia akan meningkat menjadi 3,6 persen di tahun ini. Meski cukup tinggi, Febrio menyebutkan ini masih dalam batas yang ditetapkan pemerintah.
Lihat Juga : |
"Proyeksi ini masih dalam rentang target inflasi Bank Indonesia dan asumsi makro dalam APBN sebesar 2 persen sampai 4 persen berkat bauran kebijakan yang baik," jelas.
Febrio mengatakan dengan kondisi yang masih cukup baik ini, pemerintah akan tetap melanjutkan konsolidasi fiskal sesuai dengan yang diamanatkan UU Nomor 2 Tahun 2020 di mana defisit APBN akan diturunkan kembali ke level 3 persen PDB pada 2023.