Apindo Yakin Target Inflasi Pemerintah Bisa Tercapai

CNN Indonesia
Senin, 04 Jul 2022 22:28 WIB
Apindo optimistis target inflasi pemerintah masih bisa dicapai meski ada lonjakan sejumlah bahan baku yang mempengaruhi produksi barang dan jasa dalam negeri. (Muhammad Idris/detikFinance).
Jakarta, CNN Indonesia --

Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) optimistis bahwa target inflasi pemerintah dapat tercapai meski ada kenaikan bahan baku yang berdampak pada sejumlah sektor barang dan transportasi.

Wakil Ketua Umum Apindo Shinta W. Kamdani mengatakan kebijakan Bank Indonesia yang menahan suku bunga pada angka 3,5 persen pada Juni ini, menunjukkan kemampuan negara untuk mempertahankan perekonomiannya di tengah kenaikan harga komoditas dunia.

"Target inflasi Kementerian Keuangan, 4 sampai 4,5 persen bukan hal yang mudah, kami percaya dengan intervensi di pasar bisa tercapai, pertumbuhan ekonomi bisa tercapai," kata Shinta pada acara Konferensi Pers Apindo Mengenai PPS di Gedung Permata Kuningan, Senin (4/7).

Meski begitu, ia mengingatkan bahwa faktor yang mempengaruhi inflasi bersifat internal dan eksternal.

Dalam hal ini, faktor eksternal mencakup kombinasi dari kelangkaan suplai pangan dan energi, kenaikan harga komoditas global, dan ketidaklancaran rantai suplai. Sehingga, negara masih perlu waspada akan risiko yang dapat timbul jika inflasi tak terkendali.

"Indonesia walaupun kondisi ekonominya lebih baik, tetapi inflasi terus naik. Kita harus selalu mengantisipasi," ujarnya.

Ketua Umum Apindo Hariyadi B Sukamdani mengatakan sejauh ini pengusaha masih mampu melakukan penyesuaian di tengah kenaikan harga bahan baku. Kenaikan harga masih akan terjadi, tetapi masih dalam batas wajar.

"Kalaupun terjadi kenaikan, kami upayakan kenaikannya itu tidak terlalu tinggi. Karena kami juga melihat kemampuan daya beli. Sampai hari ini kalau kami melihat, relatif masih dapat kami kelola," ujar Hariyadi.

Sejumlah sektor yang menurutnya berpotensi menaikkan harga barang atau jasa akibat inflasi adalah sektor yang berhubungan dengan bahan baku dan sektor transportasi.

Walau ada kenaikan, sambungnya, kenaikan harga tersebut akan tergantung pada kemampuan masing-masing perusahaan untuk menekan biaya produksi.

"Tergantung perusahaannya. Gandum naik, sebetulnya, tapi indomie enggak ujug-ujug naik. Jadi mungkin ada kenaikan, tapi pasti diatur oleh perusahaan agar tidak terlalu tinggi," sebut Hariyadi.

Untuk sektor transportasi, akan lebih sulit bagi pengusaha untuk berusaha menekan kenaikan harga agar tidak terlalu tinggi. Hariyadi mengangkat industri penerbangan sebagai contoh, kenaikan bahan bakar avtur otomatis akan membuat harga tiket pesawat semakin mahal.

"Transportasi juga susah, jadi kalau sekarang mau pergi naik pesawat terasa sekarang mahal sekali. Itu enggak bisa diapa-apain lagi avtur juga naik," katanya. 



(tdh/dzu)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK