Biaya persalinan dan kontrol kehamilan kadang menjadi ketakutan tersendiri bagi pasangan muda. Maklum, dana yang dibutuhkan bukan Rp1 juta atau Rp2 juta, tapi puluhan atau bahkan ratusan juta.
Untuk fakir miskin, pemerintah sudah punya Program Jaminan Persalinan (Jampersal). Dari program itu, ibu hamil yang masuk kategori miskin akan mendapatkan layanan persalinan gratis.
Di luar itu, masyarakat kelas menengah bisa mendaftarkan diri menjadi peserta BPJS Kesehatan. Dengan membayar iuran setiap bulan, ibu hamil bisa mendapatkan layanan kontrol bulanan hingga persalinan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Namun, masyarakat tak bisa memilih tempat kontrol dan melahirkan sesuka hati. Peserta BPJS Kesehatan biasanya kontrol bulanan dan melahirkan di puskesmas atau fasilitas kesehatan (faskes) 1.
Selain itu, ibu hamil juga tak bisa memilih prosedur melahirkan jika menggunakan BPJS Kesehatan. Bila dokter mengarahkan dengan normal, maka hanya prosedur itu yang akan difasilitasi oleh BPJS.
Hal-hal seperti ini yang biasanya membuat masyarakat kelas menengah emoh menggunakan fasilitas BPJS Kesehatan untuk kontrol hamil dan melahirkan.
Tapi, masyarakat juga harus ingat bahwa biaya kontrol dan melahirkan tak murah. Bahkan, biaya persalinan sendiri bisa menghabiskan dana puluhan juta, belum dengan kamar rawat inap.
Lihat Juga :Edukasi Keuangan Inflasi Terbang Gila-gilaan, Warga +62 Harus Apa? |
Jadi, anggaran persalinan memang harus disiapkan dengan matang. Kalau tidak, siap-siap keuangan boncos karena tak ada alokasi khusus untuk kontrol sampai melahirkan.
Berikut hal-hal yang harus dipersiapkan oleh sepasang suami istri:
1. Survei ke Rumah Sakit
Perencana Keuangan Agustina Fitria mengimbau pasangan suami istri melakukan survei biaya melahirkan ke rumah sakit yang diinginkan. Dengan demikian, calon ayah dan ibu bisa tahu berapa biaya persalinan dengan prosedur normal dan caesar.
Lihat Juga : |
"Sebaiknya survei dulu ke rumah sakit yang ingin dituju. Cari tahu biaya paket persalinannya, karena paket persalinan juga ada kelas-kelasnya, lalu mau persalinan caesar atau normal. Ini harus disurvei karena biayanya beda-beda," ujarnya kepada CNNIndonesia.com, Jumat (29/7).
Lalu, setiap pasangan suami istri juga harus mencari tahu apakah rumah sakit tersebut bisa menggunakan asuransi kantor atau tidak. Sebab, tak semua rumah sakit bekerja sama dengan asuransi kantor.