EDUKASI KEUANGAN

Atur Ulang Biaya Transportasi Agar Tak Boncos Usai Tarif Ojol Naik

CNN Indonesia
Sabtu, 13 Agu 2022 09:09 WIB
Kemenhub menaikkan tarif ojol di tiga zonasi. Lantas, bagaimana agar keuangan tetap sehat dan pengeluaran tak membengkak? Berikut caranya.
Kemenhub menaikkan tarif ojol di tiga zonasi. Lantas, bagaimana agar keuangan tetap sehat dan pengeluaran tak membengkak? Berikut caranya. Ilustrasi. (CNNIndonesia/Safir Makki).
Jakarta, CNN Indonesia --

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menetapkan tarif ojek online (ojol) naik di tiga zonasi.

Zona pertama meliputi Sumatera, Jawa (selain Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi), dan Bali.

Zona kedua terdiri dari Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Lalu, zona ketiga meliputi Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara dan sekitarnya, Maluku dan Papua.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lihat Juga :

Pemerintah mengerek biaya jasa minimal di zona satu dari Rp7.000-Rp10 ribu menjadi Rp9.250 sampai dengan Rp11.500.

Sementara, untuk biaya jasa batas bawah masih sebesar Rp1.850 per km dan biaya jasa batas atas sebesar Rp2.300 per km.

Untuk zona dua, tarifnya naik dari Rp2.000 menjadi Rp2.600 per km untuk biaya jasa batas bawah. Sementara, biaya jasa batas atas naik dari Rp2.500 menjadi Rp2.700 per km.

Lalu, biaya jasa minimal naik dari Rp8.000 sampai dengan Rp10 ribu menjadi Rp13 ribu sampai dengan Rp13.500.

Zona ketiga, biaya jasa minimal naik dari Rp7.000-Rp10 ribu menjadi Rp10.500-Rp13 ribu.

Keputusan pemerintah menaikkan tarif ojol tentu menjadi malapetaka tersendiri bagi konsumen.

Maklum, ojol telah menjadi transportasi andalan warga Indonesia, khususnya yang tinggal di pinggiran ibu kota dan di area DKI Jakarta.

Kalau tarifnya naik, sudah tentu pengeluaran masyarakat ikut membengkak per bulannya.

Lantas, bagaimana cara mengakali situasi ini agar keuangan masyarakat tetap sehat ke depannya?

1. Hitung Kenaikan Tarif Ojol

Perencana Keuangan OneShildt Consulting Budi Rahardjo mengatakan masyarakat harus menghitung ulang total dana yang harus dikucurkan untuk membayar tarif ojol sehari-hari atau sebulan.

"Simulasikan perjalanan misalnya kan rutin ke tempat kerja, nilainya berapa, sekarang naik jadi berapa, harus tahu itu dulu," ungkap Budi kepada CNNIndonesia.com, Kamis (11/8).

Kalau kenaikannya tak signifikan dan tak harus mengganggu pos pengeluaran lain, misalnya porsi investasi atau tabungan, maka masyarakat sah-sah saja tetap menggunakan ojol untuk berangkat kerja atau bepergian.

2. Kurangi Jajan

Kalau kenaikan biaya ojol signifikan tapi masyarakat tetap ingin naik ojol, maka harus mengurangi pengeluaran lain yang tak bersifat prioritas, seperti biaya untuk makan di restoran.

"Kalau mau mempertahankan transportasi yang sama, naik ojol, coba kurangi biaya pengeluaran lain, yang kurang prioritas bisa dihilangkan. Misalnya jajan, makan di luar atau yang menyangkut hobi bisa ditekan sementara," jelas Budi.

Senada, Perencana Keuangan Advisors Alliance Group (AAG) Indonesia Andy Nugroho masyarakat bisa mengurangi dana belanjanya jika ingin tetap menggunakan ojol.

"Kalau masih mengejar kenyamanan, kurangi jajan, uang belanja dikurangi. Lihat signifikan tidak pengeluarannya," terang Andi.

Bersambung ke Halaman Berikutnya...

Cari Transportasi Murah

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER