Kredit Macet Sektor Properti China Naik Jadi Rp83,8 T per Juni
Salah satu bank terbesar China, Industrial and Commercial Bank of China (ICBC), mencatat jumlah kredit macet alias non performing loan (NPL) sektor properti tembus 38,8 miliar yuan atau setara Rp83,38 triliun (kurs Rp2.149 per yuan) pada akhir Juni 2022.
Mengutip Reuters, Selasa (30/8), jumlah kredit bermasalah sektor properti di Negeri Tirai Bambu naik sekitar 15 persen pada Juni 2022 dibandingkan posisi akhir Desember 2021 lalu yang sebesar 33,8 miliar yuan atau Rp72,64 triliun.
Hal ini membuat rasio NPL sektor properti naik menjadi 5,47 persen. Angkanya lebih tinggi dari rata-rata NPL perbankan yang hanya 1,41 persen.
Kenaikan kredit macet tersebut seiring dengan industri properti China yang sedang 'amburadul'.
Beberapa proyek properti dihentikan karena perusahaan tak bisa membayar utang atau gagal bayar pada semester I 2022.
Sebelumnya, Pemerintah China akan menyelidiki portofolio kredit properti dari beberapa bank lokal dan asing untuk menilai risiko sistemik di tengah krisis sektor properti di negara tersebut.
Komisi Regulasi Perbankan dan Asuransi China sedang melihat eksposur buku pinjaman bank kepada pengembang untuk mengetahui apakah keputusan kredit tersebut dibuat sesuai dengan aturan.
Hal ini dilakukan untuk mengukur risiko terhadap sistem keuangan dari gejolak sektor properti yang sedang berlangsung di China.
Bank sentral mencatat kredit properti di China tembus 206 triliun yuan atau US$30,3 triliun per Juni 2022. Angka itu setara 25,7 persen dari total penyaluran kredit perbankan di China.
Sementara, sejumlah bank di China menyalurkan kredit untuk pengembang lokal dan pembeli rumah. Lalu, bank asing seperti HSBC Holdings dan Standard Chartered menyalurkan kredit untuk perusahaan properti.
(aud/agt)