Bos-bos Perusahaan Kakap di AS Siap-siap Hadapi Resesi

CNN Indonesia
Rabu, 05 Okt 2022 17:15 WIB
Sebanyak 400 CEO perusahaan kelas kakap di AS disebut bersiap menghadapi resesi dengan melakukan efisiensi, memangkas biaya dan tenaga kerja.
Sebanyak 400 CEO perusahaan kelas kakap di AS disebut bersiap menghadapi resesi dengan melakukan efisiensi, memangkas biaya dan tenaga kerja. (AFP/Tolga Akmen).
Jakarta, CNN Indonesia --

KPMG, perusahaan konsultan, melansir bos-bos perusahaan kelas kakap di AS pasang kuda-kuda menghadapi resesi pada tahun depan.

Hasil survei KPMG terhadap 400 pemimpin perusahaan raksasa di AS tersebut menyebut para CEO tidak 'membeli' gagasan bahwa ekonomi AS dapat mengalami soft landing menyusul kenaikan suku bunga terus menerus oleh The Fed dalam rangka menjinakkan lonjakan inflasi.

Survei tersebut mengungkap 91 persen dari 400 bos-bos perusahaan memperkirakan resesi akan terjadi selama 12 bulan. Hanya sedikit saja yang memperkirakan resesi akan ringan dan singkat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada ketidakpastian yang luar biasa selama 2,5 tahun terakhir ini. Sekarang, kita menghadapi resesi lain," ujar CEO KPMG Paul Knopp merujuk pada pemulihan pasca pandemi covid-19 dan kekhawatiran lonjakan inflasi, dilansir CNN Business, Rabu (5/10).

Berdasarkan catatan KPMG, lebih dari separuh CEO yang disurvei sedang mempertimbangkan upaya efisiensi dengan mengurangi tenaga kerja dalam menghadapi resesi.

Knopp pun menyarankan perusahaan-perusahaan menghentikan sementara sejumlah upaya atau ekspansi selama setahun ke depan demi menekan biaya.

Sebab, menurut Knopp, ada potensi risiko yang lebih besar dari memangkas terlalu banyak pekerja (PHK) dan memotong pengeluaran terlalu banyak.

"Perusahaan tidak bisa bereaksi berlebihan dalam jangka pendek, karena bisa menimbulkan masalah jangka panjang," tutur dia mengingatkan.

Kendati demikian, ia menyebut masih banyak eksekutif yang meyakini bahwa mereka dalam kondisi yang lebih kuat dibandingkan krisis ekonomi pada 2008 silam.

Ketika krisis keuangan yang dipicu Lehman Brothers kala itu, imbas pada tingkat pengangguran mencapai dua kali lipat, yakni dari 5 persen menjadi 10 persen antara awal 2008 hingga akhir 2009.

"Masih ada optimisme jangka panjang tentang ekonomi AS dan prospek untuk organisasi mereka sendiri. Perusahaan melihat diri mereka saat ini lebih tangguh dan lebih siap," terang Knopp.

Perlu dicatat, perusahaan-perusahaan sudah melewati tahap gladi bersih pada awal pandemi 2020 lalu, ketika ekonomi merosot dalam waktu singkat hingga menyebabkan resesi. Kala itu, tingkat pengangguran di AS melonjak hingga menyentuh rekor tertingginya, yakni 14,7 persen.

[Gambas:Video CNN]



(bir/dzu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER