Anak Buah Sri Mulyani Balas Kritik BEM UI soal Nasakom Kabinet Jokowi

CNN Indonesia
Jumat, 28 Okt 2022 17:59 WIB
Staf Khusus Menkeu Yustinus Prastowo membalas kritikan pedas BEM UI soal kabinet nasakom alias nasib satu koma. (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari).
Jakarta, CNN Indonesia --

Staf Khusus Menteri Keuangan (Menkeu) Yustinus Prastowo membalas kritikan pedas Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) soal kabinet nasakom alias nasib satu koma.

Sebelumnya, BEM UI membuat cuitan di Twitter dan memberi penilaian terhadap kinerja Kabinet Indonesia Maju pimpinan Joko Widodo (Jokowi) dan Ma'ruf Amin dengan indikator indeks prestasi kurang ada (IPK) pada Rabu (25/10).

Beberapa menteri, termasuk Sri Mulyani, diberi nilai di angka satu koma. Menkeu diberi nilai 1,5 dengan tudingan bertanggung jawab soal APBN triliunan rupiah yang mengalir ke ibu kota nusantara (IKN) dan proyek strategis nasional (PSN) lain.

"Entah apa standarnya, BEM UI dengan #CukupMudah nya memberikan IPK 1,5 untuk Menkeu, tak lepas dari tuduhan APBN yang miskalkulasi dan nihil evaluasi," balas Prastowo di Twitter pada Jumat (28/10).

Prastowo menjelaskan bahwa masalah transparansi sudah dilakukan Kemenkeu secara rutin melalui konferensi pers APBN setiap bulannya. Ia bahkan menyindir Kastrat BEM UI seharusnya sudah mengecek melalui YouTube dan situs Kemenkeu.

"Kedua: PSN minim urgensi? Data saya, pada 2016-2021 terdapat 128 PSN selesai yang dengan #CukupMudah menciptakan lapangan kerja, menaikkan pendapatan masyarakat, menurunkan kemiskinan, serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Lalu pengertian urgensi seperti apa yang BEM UI maksud?" lanjutnya.

Prastowo setuju soal subsidi dan kompensasi energi yang seharusnya tidak dikurangi. Ia mengklaim karena itu adalah fakta yang terjadi saat ini. Dari besaran Rp502,4 triliun, Prastowo menjelaskan bahwa setelah harga BBM naik pun outlook masih bisa bertambah hingga Rp649,5 triliun.

"Keempat: Terkait IKN, saya tanyakan kembali ke BEM UI, berapa sih anggaran yang sudah keluar untuk IKN sampai diklaim mempersulit? #CukupMudah memang mengatasnamakan masyarakat sulit, namun silakan bandingkan sendiri dengan besaran APBN untuk perlinsos. Tak perlu berbelit untuk paham," tegas Prastowo.

Soal saran "Resesi Global Mencuat, APBN harusnya makin ketat", Prastowo mengklaim saran ini sudah ditampung di arsitektur APBN 2023 yang terus diharapkan menjadi instrumen penjaga perekonomian (shock absorber). Namun, itu akan terus diuji dengan gejolak ekonomi.

Sebagai alumni Pascasarjana Universitas Indonesia, Yustinus Prastowo mengajak teman-teman BEM UI untuk berdiskusi lebih lanjut soal kabinet nasakom ini, baik di sekitar kampus Depok atau Salemba.



(skt/dzu)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK