Daftar Kesepakatan Ekonomi yang Diraih dari KTT G20 Bali
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 Bali resmi berakhir pada Rabu (16/11). Dalam forum itu, sejumlah kebijakan ekonomi disepakati.
Tak hanya itu, di sela-sela perhelatan G20, beberapa negara pun tercatat memiliki komitmen untuk berinvestasi di Indonesia.
Berikut 10 kesepakatan ekonomi dan investasi hasil KTT G20 di Bali:
Lihat Juga : |
1. Dana Pandemi (Pandemic Fund)
Dana ini dibentuk oleh menteri keuangan dan menteri kesehatan negara-negara G20 di bawah presidensi/kepemimpinan Indonesia tahun ini.
Presiden Jokowi menyampaikan Dana Pandemi menjadi upaya dunia memperkuat arsitektur kesehatan global terutama melalui mekanisme pembiayaan yang kuat dan dapat diandalkan, sehingga dunia dapat lebih baik mencegah dan menanggulangi pandemi di masa mendatang.
Dana Pandemi yang telah terkumpul sekitar Rp21,7 triliun berasal dari kontribusi 15 negara dan tiga lembaga filantropi. Jumlah itu kemungkinan terus bertambah mengingat Australia, Prancis, dan Arab Saudi juga menyampaikan komitmennya untuk berkontribusi pada Dana Pandemi.
2. Energy Transition Mechanism (ETM) Country Platform
G20 juga telah membentuk Energy Transition Mechanism (ETM) Country Platform di Indonesia. Hal ini guna mempercepat penutupan pembangkit listrik tenaga batu bara dan pengembangan energi baru terbarukan (EBT) yang adil dan berkelanjutan.
Adapun dukungan pembiayaan untuk ETM dari Climate Investment Funds dan dukungan kerja sama lembaga internasional.
3. Resilience and Sustainability Trust (RST) oleh IMF
Negara-negara G20 juga berkomitmen membantu ketersediaan pembiayaan bagi negara-negara rentan dan miskin melalui pembentukan Resilience and Sustainability Trust (RST) oleh IMF yang sudah mencapai US$81,6 miliar atau setara Rp1.275 triliun.
G20 juga berupaya mengatasi krisis utang negara miskin dan berkembang dengan program restrukturisasi utang melalui kerangka umum pengelolaan utang (Common Framework for Debt Treatment).
4. Bali Konpendium
Tidak hanya itu, negara-negara G20 pun meluncurkan Bali Kompendium. Kesepakatan ini disusun dengan kerja sama United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD).
Kompendium ini nantinya akan digunakan sebagai panduan berinvestasi oleh negara-negara G20.
5. Global Blended Finance
Pemerintah Indonesia resmi meluncurkan Global Blended Finance (GBF) Alliance atau Aliansi Keuangan Campuran Global disela pelaksanaan rangkaian KTT G20 di Nusa Dua, Bali.
Menteri Koordinator Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengatakan GBF diluncurkan untuk bisa membangun kapasitas pembiayaan campuran yang lebih baik di seluruh wilayah, baik antar negara, sektor swasta, dan filantropi.
"GBF akan berpusat di Bali dan kami mengajak semua pihak untuk bermitra dengan kami. Kita tidak punya waktu banyak jika ingin mengumpulkan investasi triliunan setiap tahun untuk bumi. Kita perlu melakukan sesuatu untuk generasi berikutnya, termasuk untuk anak cucu kita," ujarnya dalam acara Tri Hita Karana (THK) Sustainable Development Forum 2022 di Nusa Dua, Bali, dikutip, Selasa (15/11).
6. Transaksi Digital Bank Sentral ASEAN
Bank Indonesia (BI) menandatangani kerja sama dengan 4 bank sentral ASEAN, yakni Bank Negara Malaysia (BNM), Bangko Sentral ng Pilipinas (BSP), Monetary Authority of Singapore (MAS), dan Bank of Thailand (BOT). Kelima bank sentral tersebut sepakat mendorong kemudahan transaksi digital di kawasan.
Kerja sama ini tertuang dalam penandatanganan Nota Kesepahaman Kerja Sama Konektivitas Pembayaran Kawasan pada Senin (14/11).Ini adalah bagian dari rangkaian kegiatan KTT G20, di mana momentum penandatanganan ini diawali pidato sambutan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Implementasi kerja sama ini bakal mendukung dan memfasilitasi perdagangan, investasi, pendalaman pasar keuangan, remitansi, pariwisata, dan aktivitas ekonomi lintas batas lainnya, serta mendorong ekosistem ekonomi dan keuangan kawasan yang lebih inklusif.