Resesi Mengintai, Ekonom Minta Pemerintah Tunda Subsidi Mobil Listrik

CNN Indonesia
Kamis, 22 Des 2022 13:02 WIB
Ekonom meminta pemerintah mengkaji ulang rencana subsidi mobil dan motor listrik di tengah ancaman resesi global pada tahun depan. (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay).
Jakarta, CNN Indonesia --

Ekonom meminta pemerintah mengkaji ulang rencana subsidi kendaraan listrik di tengah ancaman resesi global pada tahun depan.

Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira menyebut anggaran subsidi perlu ditinjau ulang karena APBN tahun depan masih membutuhkan anggaran untuk antisipasi resesi, misalnya untuk meningkatkan dana ketahanan pangan dan perlindungan sosial.

"Ruang fiskal makin sempit terlebih besaran defisit APBN tidak boleh di atas 3 persen," katanya kepada CNNIndonesia.com, Kamis (22/12).

Bhima menilai subsidi mobil listrik belum menjadi hal yang penting, terutama mobil hybrid yang masih memakai bahan bakar mentah (BBM) subsidi. Subsidi sebaiknya diberikan dalam bentuk konversi dari mobil tua ke kendaraan listrik.

Ia juga mengatakan subsidi lebih baik diberikan kepada transportasi publik dengan menambah armada dan mengkonversi bus atau angkutan kota menjadi berbasis listrik.

"Itu lebih berguna bagi masyarakat sekaligus mengurangi emisi karbon," kata Bhima.

Bhima juga khawatir jika mobil dan motor listrik disubsidi bisa menambah kemacetan terutama di kota kota besar. Jumlah kepemilikan kendaraan bermotor disebut sudah tembus 150,7 juta unit, artinya lebih dari setengah total mempunyai kendaraan bermotor.

Sebelum menyalurkan subsidi kendaraan listrik, Bhima juga menyarankan pemerintah mempertimbangkan efek dari banjirnya impor komponen dan kendaraan listrik jadi. Saat ini, banyak mobil dan motor listrik berasal dari impor, begitu juga suku cadangnya.

Maka dari itu, besaran tingkat komponen dalam negeri (TKDN) sebagai kategori subsidi kendaraan listrik perlu ditekankan. Ia menekankan jangan sampai pemerintah menyubsidi barang impor menggunakan dana APBN.

"Karena masih lempar wacana, sebaiknya dikaji dulu bentuk subsidi yang ideal tanpa jadi beban APBN sekaligus tepat sasaran ke transisi energi," ujarnya.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan mempertanyakan dasar yang digunakan pemerintah dalam menentukan kriteria penerima subsidi mobil dan motor listrik. Ia mengatakan harga kendaraan listrik sangat mahal, sehingga yang menikmati subsidi bisa saja hanya orang kaya..

"Kalau masyarakat yang kelas menengah ke bawah enggak bisa beli, apalagi untuk roda empat yang harganya hanya orang kaya yang mampu membeli," ujar Mamit.



(fby/dzu)


Saksikan Video di Bawah Ini:

VIDEO: Persaingan Kendaraan Listrik Niaga

KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK