Harita Nickel Buka Peluang Ekspor Nikel Sulfat ke Jepang dan Korsel
PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel membuka peluang untuk mengekspor nikel sulfat ke negara produsen baterai mobil listrik seperti Korea dan Jepang.
"Kami buka kemungkinan ekspor ke negara lain, produsen baterai mobil listrik di Korea atau Jepang, tentu kita akan buka kesempatan untuk menjual atau ekspor ke sana," kata Direktur Utama NCKL Roy A. Arfandy dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Jakarta, Rabu (28/6).
Roy mengatakan perusahaan secara perdana mengekspor nikel sulfat seberat 5.400 ton ke China pada pekan lalu. Ia mengaku akan melihat kondisi pasar atas permintaan nikel sulfat terlebih dahulu untuk menentukan jumlah konversi dari Mixed Hydroxide Precipitate (MPH) menjadi nikel sulfat.
Lihat Juga : |
"Kami mempunyai fleksibilitas di sini karena kami memproduksi dari nikel ore ini menjadi MHP. MHP ini kita bisa konversi menjadi nikel sulfat dan cobalt sulfat. Kami akan lihat, kalau ternyata market nikel sulfat lebih bagus dari MHP, kami akan konversi lebih banyak MHP menjadi nikel sulfat," ujarnya.
Oleh karena itu, Roy mengaku belum bisa memastikan angka pasti terkait konversi MPH pada tahun ini.
Ia mengungkapkan alasan NCKL hanya mengekspor nikel sulfat ke China lantaran Tiongkok merupakan negara pembuat baterai terbesar dunia.
"Kenapa belum jual ke domestik? nikel sulfat sayangnya belum ada pabrik katoda dan prekursor, karena belum ada pembeli makanya diekspor," ujar Roy.
Indonesia untuk pertama kalinya mengekspor nikel sulfat. Ekspor dilakukan oleh Harita Nickel melalui entitas asosiasinya, PT Halmahera Persada Lygend (PT HPL) selaku produsen nikel sulfat.
PT HPL mengapalkan sebanyak 5.584 ton nikel sulfat yang dikemas dalam 290 kontainer ke salah satu mitra bisnis NCKL di China.
Nikel sulfat yang diekspor ini merupakan hasil pemurnian di Pulau Obi, Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara. Ini akan digunakan dalam produksi baterai lithium dengan kandungan nikel yang tinggi.
(lna/pta)