Bakal calon presiden Koalisi Perubahan Anies Baswedan mengatakan gap atau jurang kualitas manusia di Jakarta dengan daerah lainnya sangat tinggi.
Ia mengatakan angkatan tenaga kerja di Jakarta sebanyak 26 persen berpendidikan SD hingga SMP. Artinya, sekitar 75 persen berpendidikan SMA hingga perguruan tinggi.
"Di tempat lain sebaliknya. Misalnya di Jawa Tengah, SD dan SMP 65 persen, di Jambi 50-an persen, Kalimantan 60-an persen, Maluku Utara separuh-separuh," katanya dalam acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia, Rabu (8/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia juga menunjukkan terjadinya gap indeks pembangunan manusia (IPM) hingga 10 tahun antara Sumatera dan Jawa dengan wilayah lainnya. IPM di Sumatra dan Jawa naik dari 69,83 di 2013 menjadi 74,19 pada 2022.
Sementara, di IPM di Kalimantan Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, dan Papua hanya 64,81 di 2013, lalu naik tipis ke 69,47 di 2022.
"Gap-nya 10 tahun, satu dekade. Ini lah sebabnya kami melihat yang dibutuhkan bukan hanya policy saja, tapi harus ada arah ulang paradigma pandang kita terhadap perekonomian," katanya.
Tak hanya itu, Anies mengatakan peningkatan investasi juga tidak mampu menekan tingkat pengangguran secara signifikan. Realisasi investasi memang meningkat dari Rp399 triliun pada 2013 ke Rp1.200 triliun pada 2022.
"Tapi penyerapan tenaga kerja signifikan menurun," katanya.
Ia mengatakan sektor pertanian dan manufaktur yang berkontribusi 44 persen pada penyerapan tenaga kerja, tetapi investasinya turun. Sedangkan sektor pertambangan yang hanya menyerap 1 persen pekerja, investasinya justru naik.
"We need to change. Justru kita harus mendorong sektor-sektor yang menyerap tenaga kerja untuk mengalami peningkatan (investasi)," katanya.
(fby/pta)