Negosiasi Dagang dengan AS Belum Final, RI Masih Tagih Tarif 0 Persen

CNN Indonesia
Jumat, 25 Jul 2025 05:00 WIB
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan pernyataan Gedung Putih soal kesepakatan tarif 19 persen masih akan ditindaklanjuti dalam pembahasan teknis.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan pernyataan Gedung Putih soal kesepakatan tarif 19 persen masih akan ditindaklanjuti dalam pembahasan teknis. (REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana).
Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan pernyataan Gedung Putih soal kesepakatan tarif 19 persen masih akan ditindaklanjuti dalam pembahasan teknis.

"Perundingan masih akan terus berlangsung untuk bicara detail teknis karena masih ada beberapa kepentingan yang dijanjikan (AS) dan akan ditindaklanjuti, yaitu Indonesia akan diberikan juga tarif yang lebih rendah (dari) 19 persen untuk beberapa komoditas," ungkapnya dalam Konferensi Pers Joint Statement Indonesia-AS di Kemenko Perekonomian, Jakarta Pusat, Kamis (24/7).

Airlangga menekankan Indonesia dijanjikan berhak atas tarif impor 0 persen untuk beberapa komoditas sumber daya alam. Alasannya, produk tersebut tidak bisa diproduksi oleh Amerika Serikat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Beberapa komoditas yang akan dinegosiasikan tarifnya, antara lain crude palm oil (CPO), kopi, kakao, dan beberapa produk pertanian. Airlangga optimistis tarifnya bisa ditekan sampai di bawah 19 persen, bahkan mencapai 0 persen.

"Juga produk mineral lainnya, termasuk juga komponen pesawat terbang, dan komponen daripada produk industri di kawasan industri tertentu seperti di free trade zone. Jadi, itu sekarang dalam pembahasan dan itu dimungkinkan lebih rendah dari 19 persen, mendekati 0 persen," tegas Menko Airlangga.

Ada sederet poin penting dalam Agreement on Reciprocal Trade (ART) yang dirilis Gedung Putih pada 22 Juli 2025. Ini termasuk kewajiban Indonesia membeli produk energi AS senilai US$15 miliar atau setara Rp244,41 triliun (asumsi kurs Rp16.294 per dolar AS), pembelian produk pertanian sebesar US$4,5 miliar alias Rp73,32 triliun, hingga 50 pesawat Boeing.

Menko Airlangga menegaskan impor pangan dari AS dilakukan untuk produk yang tak diproduksi di tanah air.

"Yang kita impor adalah yang tidak diproduksi, kedelai, gandum, dan kapas. Kedelai dan gandum itu berpengaruh terhadap inflasi volatile food. Sehingga dengan wheat yang stabil, kita melihat dari roti maupun noodles itu menjadi salah satu komoditas pangan yang selama ini berkontribusi membuat volatile food kita stabil," jelasnya.

Di lain sisi, Presiden AS Donald Trump juga ingin Indonesia menghilangkan hambatan terkait produk pangan Amerika di Indonesia. Salah satu poin yang disorot adalah neraca atau keseimbangan komoditas.

"Terkait dengan neraca komoditas bukan pembatasan impor, tetapi itu lebih kepada data dari supply dan demand. Tidak ada pembatasan dari neraca komoditas," tegas Airlangga.

[Gambas:Video CNN]

(skt/agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER