Jakarta, CNN Indonesia -- Masuknya virus Ebola ke Indonesia bukan hal yang tidak mungkin terjadi. 22 Agustus lalu Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso menerima pasien yang diduga terinfeksi virus ebola. Meski hasilnya negatif, Indonesia tetap waspada Ebola.
Seorang laki-laki warga negara Ghana terkena demam, nyeri-nyeri otot dan gejala serupa dengan gejala awal Ebola. Sebelumnya pasien ini sempat melakukan perjalanan ke Nigeria, salah satu negara yang terjangkit virus tersebut.
Sejak pasien dipindahkan ke RSPI Sulianti Saroso, diadakan berbagai tes untuk memastikan positif tidaknya Ebola.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sudah 3 kali dijalankan tes. Pada tes pertama belum dapat dipastikan, pada tes ke-2 hasil menunjukkan ada kandungan dengue, akhirnya di tes ke-3 dipastikan negatif Ebola," kata Firmansyah, Kepala Staf Medik Fungsional Penyakit Dalam RSPI Sulianti Saroso, saat ditemui di Jakarta, Senin (1/9).
Secara teori gejala awal Ebola serupa dengan gejala demam berdarah, berupa demam, nyeri otot, menggigil, emahl dan tak bertenaga, serta terjadi perdarahan internal dan eksternal.
Pihak RSPI Sulianti Saroso sendiri telah menyiapkan berbagai fasilitas, isolasi, serta sosialisasi untuk seluruh karyawan, satpam, dan tenaga medis rumah sakit.
Firmansyah menegaskan, pada dasarnya penularan virus Ebola diperlukan kontak langsung dengan penderita melalui cairan dari dalam tubuh kecuali keringat.
Meskipun kemungkinannya kecil, Indonesia sudah waspada akan penyebaran virus ini, terutama dengan penularan virus yang semakin mewabah.