KIPRAH ANNE AVANTIE

Jadi Acuan Tren Meski Melanggar Pakem Kebaya

CNN Indonesia
Rabu, 03 Sep 2014 10:59 WIB
Kontroversi bagi Anne adalah sebuah promosi yang diciptakan para pesaingnya untuk membuat jalan Anne terbuka. Publik semakin bertanya-tanya siapa sebetulnya Anne.
Jakarta, CNN Indonesia -- Kamboja putih masih tersemat rapi di sanggul rambut hitamnya yang panjang. Ini memang gaya khas, sang desainer, Anne Avantie. Gaya khas ini pula ditampilkannya saat menemui CNN Indonesia di galerinya di Grand Indonesia, Jumat (29/8) malam.  

Lima hari terakhir menjelang pergelaran 25 tahun Anne Avantie Merenda Kasih, boleh jadi adalah saat-saat melelahkan. Tapi tampaknya Anne cukup bersemangat berkisah tentang latar belakang acara besar ini.

Anne bercerita apa arti perjalanan 25 tahun kariernya. Menurut ibu dari tiga orang anak tersebut waktu seperempat abad berkarya adalah bagaimana dirinya berproses mematangkan diri. Kini dia melihatnya tak sekadar kenangan yang sudah lewat tapi seperti mozaik  yang indah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Pertama, saya dari orang yang tidak berani memiliki harapan dan satu cita-cita karena sekolah hanya sampai bangku SMP,” kata Anne. “Kedua, saya berproses dari waktu ke waktu sampai akhirnya dihantarkan menjadi desainer bukan karena basic atau latar belakang saya di bidang fesyen melainkan jalan Tuhan.”

Anne dilahirkan dari seorang ibu yang kreatif dan membimbingnya secara pribadi. Selain menjahit ibu Anne juga membuat salon kecil-kecilan.

Akhirnya darah kreatif tersebut menempel sebagai darah seni yang diturunkan kepada tiga generasi berikutnya. Yaitu kepada dirinya, anaknya desainer Intan Avantie yang membuat label fesyen sendiri Inav, dan cucu perempuannya Keira Avantie yang sebentar lagi akan meluncurkan label baru Keira Avantie Traditional Bag.    

Anne melalui masa kecilnya di kota Solo. Talentanya merancang busana sudah terlihat semenjak ia kecil. Saat di SMP Anne menerima pesanan kecil-kecilan dengan membuat kostum panggung.

“Dari situ lah saya mengenal bahwa setiap manusia diberikan anugerah talenta oleh Tuhan. Coba kalau saya tidak punya talenta, jadi apa saya?” ucap perancang terkenal yang hanya sempat mengenyam bangku SMA sampai tahun kedua tersebut.

Pada 1989 Anne memberanikan diri membuka Griya Busana Permatasari, yang menyewakan baju tari dan kostum panggung. Pada 1991, Anne mengikuti lomba pergelaran busana di sebuah arena roller skate di kota Semarang.

Anne ingat manakala namanya disebut oleh sang master seremonial di acara tersebut, “Inilah desainer Anne Avantie! Hari itulah saya menjadi desainer, karena dipanggil oleh MC tersebut,” kata Anne mengenang. 

Dari titik itu, perancang yang lahir dengan nama Sianne Avantie itu menyadari sebagai modiste, sebutan bagi perancang busana pada zaman itu, dia telah naik satu level satu lebih tinggi.

Kompetisi dunia fesyen sungguh berat, Anne sadar itu. Awalnya dia tidak percaya diri karena tidak menamatkan sekolah. Apalagi dia tidak memiliki ilmu dasar menjahit.

“Saya hanya merasa orang yang beruntung. Tidak bisa menjahit, tidak bisa membuat pola, dan tidak bisa cutting juga,” kata Anne bercerita.

Yang dilakukannya dalam merancang busana adalah menggunakan insting, kemudian menggunakan orang lain dan menyatukan hati masing-masing untuk saling bersinergi. Demikianlah proses penciptaan karya-karya Anne yang terus dilakukan sampai detik ini. 

Beralih Pada Kebaya

Pada 1996 ibunda Anne menderita kanker. Peristiwa itu adalah pukulan berat baginya karena eratnya kedekatan dengan sang bunda. Belum lagi dalam kariernya sebagai perancang Anne pun mengalami titik jenuh. Dia merasa meski telah meniti karir sebagai desainer yang dikenal, tetapi tetap tidak memiliki apa-apa.

“Tidak ada satu pun yang bisa saya banggakan karena tidak ada sesuatu yang bisa saya katakan bahwa (karya) ini adalah saya,” katanya.

Semua rancangan sudah pernah dicobanya, dari gaun malam sampai gaun pengantin. Hingga suatu saat suami Anne menyarankan bagaimana jika dia mencoba membuat kebaya.

Dengan jujur Anne mengaku, bahwa dia tidak pernah belajar tentang sejarah kebaya sebelumnya. Kebaya buatnya sebagai pemenuhan kebutuhan hidup. “Saya mau dimarahi seperti apa juga tidak apa-apa, tapi saya mau jujur kalau saya membuat kebaya bukan karena sejarahnya, walaupun setelah itu saya akhirnya belajar,” ujarnya.

Nilai filosofis kebaya bagi Anne secara pribadi adalah sebuah pembaharuan hidup bukan sepotong baju.

Kebaya Anne Avantie mulai dikenal pada 1998, tapi mulai meledak dibicarakan publik pada 2000. Jalan ke sana pun tak semulus yang orang pikir. Pro dan kontra bermunculan. Kebaya Anne Avantie dianggap melanggar pakem atau aturan baku kebaya.

Sebuah media bahkan pernah menulis judul Ibu Kartini Menangis Melihat Kebaya Anne Avantie. “Tapi saya rasa beliau sudah tersenyum sekarang,” lanjut Anne.

Anne memang memodifikasi habis-habisan pakem kebaya. Bagi orang pecinta hal-hal klasik mungkin berpikir bahwa kebaya adalah karya yang tidak bisa disentuh karena itu adalah busana nasional Indonesia.  Menurut Anne, jika kebaya dijaga terus-menerus maka tidak ada yang akan memegangnya, tidak akan ada yang mengenakan kebaya karena kesakralan nilai sejarahnya begitu dijaga.

Kontroversi bagi Anne adalah sebuah promosi yang diciptakan para pesaingnya untuk membuat jalan Anne terbuka. Publik semakin bertanya-tanya siapa sebetulnya Anne.  “Akhirnya, sebagian orang bisa menolak hadirnya karya Anne Avantie, tetapi kalau masyarakat mengapresiasi mereka mau ngomong apa?”

Ternyata masyarakat memang mengapresiasi, dan industri pun terbuka. Anne bersyukur karena saat ini kebayanya benar-benar menjadi acuan tren  di Indonesia yang telah merubah hidup banyak orang.

Tak hanya bersibuk diri dengan karir, Anne juga aktif bergerak di dunia kerja sosial lewat Yayasan Kasih Bunda yang menangani anak-anak penderita hidrocephalus. Pada tahun 2013 Anne Avantie masuk jajaran 48 Heroes of Philanthropy di kawasan Asia versi majalah bisnis Forbes. Tiga orang tokoh pengusaha Indonesia lain yang masuk sebagai Heroes of Philantrophy adalah Muhammad Jusuf Kalla (Kalla Grup), Tahir (Mayapada Grup), Irwan Hidayat (Sido Muncul Grup).
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER