Jakarta, CNN Indonesia -- Obat disfungsi ereksi, Stendra, saat ini telah disetujui oleh Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat untuk dikonsumsi 15 menit sebelum berhubungan seksual. Stendra sekaligus menjadi obat disfungsi ereksi pertama di kategori ini yang disetujui oleh FDA.
Obat yang dikembangkan oleh dua perusahaan farmasi Auxilium dan Vivus ini pertama kali disetujui FDA tahun 2012. Namun saat itu, Stendra hanya boleh dikonsumsi 30 menit sebelum berhubungan seksual.
Selama ini, pria dengan masalah disfungsi ereksi harus menunggu lama untuk merasakan efek obat yang dikonsumsinya. Viagra (sildenafril) yang diproduksi oleh Pfizer Inc misalnya, butuh waktu kurang lebih 1 jam untuk bisa dirasakan efeknya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan keluarnya lisensi dari FDA ini dipastikan Stendra akan menjadi pesaing utama dari pil biru Viagra yang sudah lebih dulu hadir di pasaran.
Stendra sendiri tersedia dalam bentuk tablet dengan berbagai dosis yaitu 50 mg, 100 mg, dan 200 mg. Dikutip dari Reuters, pihak produsen mengklaim obat ini dapat diminum sebelum maupun sesudah makan. Lebih lanjut Stendra juga diklaim aman dikonsumsi bersama minuman beralkohol dalam batas tertentu, tidak lebih dari tiga gelas kecil wine.
Bagi mereka yang mengalami masalah ereksi, obat ini bekerja dengan cara meningkatkan aliran darah ke penis sehingga dapat mencapai ereksi maksimal.
Perusahaan farmasi Vivus menjadi pemegang lisensi untuk produk Stendra ini dan berhak atas jalur distribusi ke seluruh dunia kecuali di beberapa wilayah di Asia. Sementara untuk pasar Eropa, obat ini akan dijual oleh perusahaan Auxilium. Di negara-negara Uni Eropa, Stendra akan dipasarkan dengan nama Spendra.