KULINER KOREA UTARA

Diplomasi Rasa Korea Utara Serbu Asia

CNN Indonesia
Selasa, 30 Sep 2014 11:37 WIB
Selamat datang di Restoran Pyongyang. Restoran ini merupakan perpanjangan tangan pemerintah Korea Utara. Sejak 1990 Pyongyang telah bermunculan di seluruh Asia.
Pelayan Restoran Pyongyang di Jakarta (CNN Indonesia/Yohannie Linggasari)
Jakarta, CNN Indonesia -- Tepat pukul 07.30 sore pelayan meletakkan nampan. Lalu mereka mulai melakukan pertunjukan. Mereka mengenakan gaun berwarna-warni Choson-ot yang cerah khas tradisional Korea. Tubuh mereka menari dengan dengan iringan percampuran lagu pop barat dan lagu-lagu nasional Korea Utara. 

Ini adalah rumah makan yang menyajikan sup anjing yang sebelumnya dicuci dulu dengan soju. Berbagai bentuk kimchi juga hadir hampir di setiap hidangan. Namun titik jualan utama, restoran ini menawarkan jendela ke negara paling tertutup di dunia.

Selamat datang di Restoran Pyongyang di Phnom Penh. Restoran ini merupakan perpanjangan tangan pemerintah Korea Utara. Sejak 1990 Pyongyang telah bermunculan di seluruh Asia. Misi mereka, menyalurkan uang kembali kepada rezim.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Bertil Lintner, pakar Korea Utara yang juga penulis, restoran itu memiliki keuntungan keuangan bagi rezim.

"Pemerintah Korea Utara menjalankan restoran tersebut untuk meningkatkan devisa bagi pemerintah di Pyongyang, membiayai kegiatan Kedutaan Korea Utara di negara di mana restoran terletak, dan mencuci uang dari kegiatan lain,” kata Bertil. Dia menambahkan bahwa restoran tersebut adalah kendaraan sempurna untuk pencucian uang.

Sejumlah kecil Restoran Pyongyang bermunculan di Tiongkok bagian utara, berbatasan dengan Democratic People's Republic of Korea (DPRK), pada 1990. Namun pada abad ke-21 restoran ini berkembang pesat.

Diperkirakan 100 cabang Restoran Pyongyang tersebar di seluruh Asia. Pada 2012, sebuah Restoran Pyongyang dibuka di Amsterdam. Ini adalah yang pertama di Eropa. Meski sempat ditutup beberapa bulan, restoran tersebut dibuka kembali di akhir tahun 2013.

Para pramusaji Restoran Pyongyang memang hanya melakukan atraksi turis yang menghibur. Namun, para ahli mengatakan, uang yang dihasilkan adalah untuk menopang negara yang dituduh melakukan pelanggaran HAM berat terhadap rakyatnya. Pelayan restoran bahkan tidak dibebaskan untuk datang dan pergi karena takut mereka akan melarikan diri.

James Hoare, seorang pakar spesialis Korea Utara di Soas University of London, dan mantan Kuasa Usaha Kedutaan Besar Inggris di Pyongyang menjelaskan perihal pelayan di Restoran Pyongyang. Menurutnya para pelayan direkrut karena mereka berasal dari keluarga politik yang loyal.

"Mereka berasal dari elit politik, jenis orang-orang yang tinggal dan bekerja di Pyongyang. Tidak ada orang lain yang akan pergi ke luar negeri," kata James seperti dilaporkan oleh The Guardian. Alasan untuk ini, tambahnya, adalah mereka cenderung untuk melarikan diri.

Melarikan diri dianggap sebagai tindakan membelot. Baru-baru ini seorang pelayan di salah satu Restoran Pyongyang melarikan diri ke Thailand dengan seorang lelaki Korea Selatan. Hal itu memicu ketegangan baru antara kedua Korea. Ada kekhawatiran keluarga mereka akan dibuat menderita karena perilaku kedua pasangan tersebut.

Seorang pejabat di salah satu Restoran Pyongyang mengatakan, pelayan diizinkan meninggalkan kompleks untuk pergi berbelanja, dan jika mereka melarikan diri atau membelot pasti akan berakibat pada hukuman pemerintah. Dia mengaatakan, restoran itu dimiliki oleh sebuah perusahaan yang mensponsori tim nasional sepakbola Korea Utara.

"Sebenarnya restoran saya terlibat dalam investasi olahraga," katanya. Saat ditanya apakah pelayan diberi izin untuk keluar dan bersosialisasi dengan orang-orang selain Korea Utara, ia malah balik bertanya, "Mengapa mereka mau melakukan itu? Mereka tidak ingin pergi dan keluar dan bertemu orang-orang!"

 
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER