KESEHATAN JANTUNG

Pasien Jantung Terbanyak dari Suku Jawa

CNN Indonesia
Jumat, 10 Okt 2014 08:54 WIB
"Sebagian perempuan lebih peduli pada perawatan wajah dan tubuh tetapi seringkali mengabaikan perawatan jantung."
Penyakit jantung masih menduduki peringkat atas sebagai penyakit yang diderita masyarakat Asia. (Ilustrasi Thinkstock/ Suze777)
Jakarta, CNN Indonesia --
Penyakit jantung masih menduduki peringkat atas sebagai penyakit yang diderita masyarakat Asia. Ternyata, tanda-tanda penyakit jantung berbeda pada pria dan perempuan.

Kardiolog Jetty Sedyawan (63) menjelaskan pada pria biasanya tanda-tanda penyakit jantung berupa sakit di dada. Sementara pada perempuan tanda-tandanya cenderung tidak terlihat.

"Biasanya hanya terasa lelah dan pegal seperti masuk angin," kata Jetty saat Diskusi Kesehatan, Gaya Hidup, dan Risiko terhadap Penyakit Jantung AXA Life Indonesia, di Penang Bistro, Oakwood Residence, Mega Kuningan, Jakarta, Rabu (8/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tanda-tanda yang tampak seperti masuk angin tersebut membuat perempuan terlambat diperiksakan ke dokter. "Risiko penyakit jantung pada perempuan akan lebih tinggi lagi setelah menopause," kata dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini.

Hal itu dapat dimengerti, ketika menopause tubuh perempuan akan lebih sedikit memproduksi hormon estrogen, yang salah satu tugasnya adalah untuk membuat pembuluh darah lebih lentur. 

Jetty mengatakan semakin lama semakin banyak perempuan yang terkena penyakit jantung. Gaya hidup masyarakat kota seperti merokok dan makan makanan cepat saji turut memengaruhi.

"Satu dari dua perempuan meninggal karena penyakit jantung dan stroke," katanya.

Adapun, Jetty menjelaskan dibandingkan negara Asia lainnya, Asia Selatan merupakan negara dengan pengidap penyakit jantung tertinggi. Di, Asia Tenggara pun jumlahnya sangat tinggi.

"Kalau di Indonesia, Jakarta Pusat paling banyak. Sementara secara kesukuan, pasien paling banyak dari suku Jawa," katanya.

Kerja jantung yang begitu berat membuat perawatan organ vital ini wajib dilakukan. Jantung bekerja selama 24 jam sehari dan memompa sekitar 2.000 galon darah per hari. Gaya hidup sehat jadi kunci merawat jantung.

"Sebagian perempuan begitu peduli pada perawatan wajah dan tubuh tetapi seringkali mengabaikan perawatan jantung. Padahal, jantung tidak bisa dioperasi plastik," kata Jetty.

Ia menambahkan, "Gaya hidup kaum muda zaman sekarang adalah banting tulang tanpa memedulikan kesehatannya. Nanti ketika tua dan uang sudah banyak, uangnya digunakan untuk pengobatan."

Berdasarkan data Jetty, 32 juta orang meninggal karena jantung setiap tahunnya. Ia menyarankan agar masyarakat rajin olahraga seperti berenang, bersepeda, dan berjalan kaki selama 30 menit setiap harinya.

"Hati harus senang dan bersyukur. Mungkin bisa coba pelihara binatang," katanya kemudian mengakhiri pembicaraan.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER